GENERASI MUDA JADI KUNCI SUKSES PILKADA 2024 DI JAWA BARAT - Mading Indonesia

Post Top Ad

GENERASI MUDA JADI KUNCI SUKSES  PILKADA 2024 DI JAWA BARAT

GENERASI MUDA JADI KUNCI SUKSES PILKADA 2024 DI JAWA BARAT

Share This

 

Oleh. Rasyid Aldi Kusuma (Pemerhati/Pengamat Politik)

Menjelang Pilkada 2024, perhatian terhadap peran pemuda, khususnya generasi milenial dan Gen Z, semakin mengemuka. Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Rasyid Aldi Kusuma, seorang pengamat politik, diungkapkan bahwa partisipasi pemuda dalam pemilihan ini sangat penting untuk masa depan politik di Jawa Barat. Rasyid menekankan bahwa keterlibatan generasi muda bukan hanya soal jumlah suara, tetapi juga tentang bagaimana mereka memengaruhi arah kebijakan dan kualitas kepemimpinan yang akan dihasilkan.

 

Menurut data dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), pemilih berusia 17-25 tahun diperkirakan mencapai 30% dari total pemilih di provinsi ini. Namun, meskipun angka tersebut tampak signifikan, partisipasi pemuda dalam pemilu sebelumnya masih rendah. Survei oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) mencatat bahwa hanya sekitar 38% pemilih muda yang datang ke TPS (Tempat Pemungutan Suara) pada pemilu sebelumnya. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan antara jumlah pemilih potensial dan kenyataan partisipasi yang terjadi.

 

“Angka partisipasi yang rendah ini mencerminkan bahwa kita perlu meningkatkan kesadaran dan motivasi pemuda untuk terlibat dalam proses pemilihan. Mereka adalah generasi yang membawa perspektif baru, peka terhadap isu sosial, lingkungan, dan teknologi,” ungkap Rasyid.

 

Rasyid menekankan bahwa kualitas kepemimpinan yang dihasilkan dari proses demokrasi sangat bergantung pada seberapa banyak suara pemuda yang terlibat. Pemimpin yang terpilih harus mampu memahami dan merespons kebutuhan serta aspirasi generasi muda. “Kepemimpinan yang baik harus peka terhadap tantangan yang dihadapi oleh generasi ini, seperti ketidakpastian ekonomi, perubahan iklim, dan akses terhadap teknologi. Jika suara mereka diabaikan, maka kebijakan yang dihasilkan mungkin tidak akan relevan dan bermanfaat bagi mereka,” tambahnya.

 

Untuk mendorong partisipasi pemuda, Rasyid menyarankan perlunya sinergi antara pemerintah, partai politik, dan organisasi masyarakat sipil dalam kampanye yang mendidik dan memotivasi. Sosialisasi di lingkungan pendidikan, seperti kampus dan sekolah, sangat penting untuk menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya memilih.

 

“Sosialisasi ini harus dilakukan secara terencana dan sistematis. Dengan mengedukasi pemuda sejak dini tentang hak suara dan proses pemilu, kita dapat membangun kesadaran mereka untuk berpartisipasi,” jelasnya.

 

Selain itu, memanfaatkan platform digital yang akrab bagi generasi muda juga bisa menjadi cara efektif untuk menyampaikan informasi. Data dari We Are Social menunjukkan bahwa sekitar 98% generasi milenial dan Gen Z aktif menggunakan media sosial, yang merupakan peluang besar untuk menyebarluaskan informasi terkait pemilu. “Konten kreatif, seperti video pendek, infografis, dan diskusi online, bisa menarik perhatian mereka dan memberikan informasi yang diperlukan,” tambah Rasyid.

 

Rasyid juga menggarisbawahi pentingnya keterlibatan pemuda sebagai relawan atau pengawas pilkada. “Dengan terlibat langsung, mereka dapat memahami proses pemilu dan memastikan bahwa pemilu berlangsung dengan adil dan transparan. Ini adalah kesempatan berharga bagi mereka untuk belajar tentang demokrasi dan meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap negara,” kata Rasyid.

 

Keterlibatan ini tidak hanya memberikan pengalaman praktis, tetapi juga membangun rasa kepemilikan dan keterikatan yang lebih besar terhadap proses politik. Dengan melihat secara langsung bagaimana pemilu dilaksanakan, pemuda dapat menyadari pentingnya suara mereka dan dampak yang dapat ditimbulkan oleh pilihan mereka.

 

Di Jawa Barat, yang kaya akan keberagaman budaya dan sosial, pemuda juga memiliki peran strategis dalam membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya memilih. Melalui dialog antar generasi, pemuda dapat belajar dari pengalaman generasi sebelumnya dan memperkuat jaringan solidaritas dalam menciptakan masyarakat yang lebih baik. Rasyid menekankan bahwa dialog ini penting untuk membangun jembatan pemahaman antara generasi, sehingga pemuda dapat melihat nilai dan pelajaran yang bisa diambil dari perjalanan politik yang telah dilalui oleh generasi sebelumnya.

 

Sebagai penutup, Rasyid menyampaikan harapannya agar generasi muda tidak hanya menjadi pemilih, tetapi juga agen perubahan dalam proses demokrasi. “Peningkatan partisipasi pemuda dalam pilkada adalah kebutuhan mendesak. Mereka perlu dilibatkan secara aktif, dan saya yakin kita bisa bersama-sama menciptakan masa depan yang lebih baik,” ujarnya.

 

Dengan berbagai langkah dan dukungan, diharapkan generasi muda dapat berkontribusi secara signifikan dalam Pilkada 2024. Keterlibatan mereka tidak hanya akan mengubah lanskap politik, tetapi juga akan memastikan bahwa kepemimpinan yang terpilih mencerminkan harapan dan kebutuhan masyarakat yang lebih luas, menjadikan mereka bagian penting dari proses demokrasi yang akan menentukan arah masa depan bangsa.

 

Partisipasi pemuda adalah kunci dalam menciptakan kepemimpinan yang berkualitas, yang pada gilirannya dapat membawa perubahan positif bagi masyarakat dan negara. Dengan dukungan yang tepat, kita dapat membangun generasi pemimpin masa depan yang mampu menghadapi tantangan global dan lokal dengan bijak dan responsif.


No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Pages