Indonesia baru saja selesai melaksanakan pemilu tepatnya pada 14 Februari 2024 untuk memilih seorang pemimpin yang nantinya akan menjadi corong aspirasi bagi setiap rakyat Indonesia lima tahun ke depan. Sebagai negara yang menamakan diri sebagai negara demokrasi Indonesia pasti akan selalu menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan.
Pasca pemilu kali ini kehidupan sosial di Indonesia mengalami pergejolakan, mulai dari lahir nya penilaian dari beberapa kalangan mulai dari mahasiswa, masyarakat guru besar yang menyebutkan bahwa telah terjadi kemunduran pada demokrasi yang sudah dibangun sejak lama.
Kemudian kehadiran film Dirty Vote juga memberikan dampak tersendiri terhadap gejolak kehidupan sosial pasca pemilu, kehadiran film dokumenter yang disutradarai oleh dhandy dwi Laksono yang tayang dimasa tenang dalam rangkaian pemilu kali ini, menuai pro kontra yang menilai film tersebut untuk mempolarisasi untuk kepentingan kelompok tertentu dan tak sedikit juga yang menyimpulkan bahwa film tersebut sebagai edukasi pendidikan politik bagi masyarakat untuk mengetahui situasi pemilu kali ini, dimana film dirty vote ini menjelaskan mengenai dugaan kecurangan yang terstruktur dan juga masif yang dilakukan oleh seseorang maupun kelompok untuk melanggeng kekuasaan pada Paslon tertentu.
Bagi Indonesia pemilu selalu berhasil mencuri perhatian, terlebih perihal beda pilihan tak sedikit dampak dari beda pilihan dalam pemilu berujung pada retaknya hubungan antara teman, tetangga, bahkan keluarga. Kejadian itu adalah akibat dari rendahnya indeks literasi dan juga minat baca yang dimiliki masyarakat Indonesia kemudian berdampak pada buruknya budaya demokrasi yang melekat pada bangsa ini. Mulai dari polarisasi, money politik, bahkan politisasi agama, politisasi suku dan juga ras masih ada pada pemilu kali ini. Yang tak jarang ini menjadi akar dari setiap perpecahan setiap kali pemilu dilaksanakan.
Sebagai pemenang pemilu di Indonesia yang paling utama dan pertama yang harus dipikirkan nantinya ialah mengenai persatuan Indonesia, perbedaan pilihan dalam pemilu sering kali mempengaruhi persatuan bangsa ini. Maka dari itu perlu menjadi perhatian bagi pemenang pemilu nanti dalam menata kembali persatuan dalam rangka menciptakan kehidupan demokrasi yang kitaa cita-cita kan.
Sikap dewasa oleh setiap kontestasi pemilu kali ini adalah kunci nya. Dimana setiap dari mereka mereka yang ikut dalam pilpres dan juga pileg, harus bersikap; bagi yang kalah harus menaati setiap aturan jika ingin menggugat hasil pemilu dan tidak sekali-sekali mencoba untuk mempropaganda pendukung nya. bagi yang menang tidak juga boleh merayakan kemenangan dengan berlebihan agar tidak memicu situasi yang tidak kondusif dan harus merangkul semua kalangan.
Masyarakat sebagai pemilih juga memiliki peran penting dalam menata persatuan, sebagai konstituen peran masyarakat dapat dimulai dengan tidak mudah dipolitisasi dan juga dipolarisasi oleh kelompok-kelompok tertentu yang mencoba untuk menciderai kehidupan ber-demokrasi kita. Kemudian yang terpenting siapapun nantinya yang akan berkuasa, rakyat harus berdiri dibarisan yang sama dalam mengawal pemerintahan lima tahun Kedepan, karena "power tend to corrupt".
Selama ini Pemilu sering diartikan sebagai pesta demokrasi, dan jika demikian seogyanya pesta selalu berakhir bahagia dikarenakan identik dengan suasana bersuka ria.
Harapannya pemilu kali ini berakhir bahagia dan hasil dari pemilu dapat diterima oleh seluruh masyarakat Indonesia dan bangsa ini tidak perlu mengorbankan persatuan demi kepentingan salah satu kelompok.
No comments:
Post a Comment