TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Senior Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah Redjalam, mengaku sudah melihat dampak ekonomi dari proses pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur. Menurut dia, dampak ekonomi itu berasal dari sektor konstruksi.
“Yang sudah pastinya dari sektor konstruksi, itu kan butuh tenaga kerja, material, dan perlu dipahami bahwa di Kalimantan Timur, material itu kan harus diimpor dari daerah lain, bukan dari luar negeri ya,” ujar dia melalui sambungan telepon pada Senin sore, 15 Agustus 2022.
Piter mencontohkan bahan konstruksi batu, pasir, dan semen yang dikirim dari Jawa atau Sulawesi. Aktivitas ekonomi itu, kata dia, akan bergerak di lokasi IKN sehingga ada dampak ekonomi pembangunan ibu kota baru ke daerah lain.
“Baru nanti multiplier effect-nya akan terjadi hubungan keterkaitan. Adanya aktivitas-aktivitas ekonomi di bidang konstruksi akan mendorong yang lainnya,” tutur Piter.
Selain itu, dampak ekonomi mulai terasa dari sektor pariwisata. Sebab, sejak titik nol IKN ditetapkan, lokasi ini menjadi destinasi wisata baru yang marak dikunjungi pelancong lokal. “Dan itu pergerakan dari Samarinda dan Balikpapan, berarti sudah ada aktivitas transportasi yang membawa mereka ke sana,” kata dia.
Piter juga menjelaskan, sejak pertama Presiden Joko Widodo atau Jokowi melakukan kunjungan ke IKN, aktivitas ini telah memunculkan aktivitas ekonomi. Ke depan, dia menilai pergerakan masyarakat akan lebih masif lagi sehingga banyak rentetan dampak ekonomi tercipta dari proses pembangunan IKN.
Piter mengimbuhkan, pemerintah memang tidak terlalu menggamblangkan dampak pembangunan IKN terhadap ekonomi daerah secara kuantitatif. Namun dari beberapa informasi yang ia terima, Piter mengklaim ada nilai-nilai tambah dan potensi ekonomi baru di titik pembangunan megaproyek tersebut.
“Kalau ada orang pembangunan saja di sekitar-sekitarnya pasti ada warung-warung, dan kita tahu juga sekarang ini banyak pihak yang datang ke sana itu berkunjung melihat, jadi lokasi wisata baru sekarang di sana,” tutur Piter.
Sebelumnya, Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur Ricky Perdana Gozali menjelaskan dampak pembangunan infrastruktur pendukung di kawasan IKN sudah terasa, terutama dari sisi ekonomi. Meski survei khusus untuk menghitung dampak pembangunan IKN di Kalimantan Timur belum dilakukan, tapi imbas ekonomi itu sudah terlihat.
“Pihak lain juga belum melakukan survei, namun dampak ekonomi secara umum sudah bisa kita rasakan," ujar Ricky.
Dampak yang sudah bisa dirasakan adalah masuknya investasi pemerintah untuk pembangunan infrastruktur pendukung IKN berupa Bendungan Sepaku-Semoi di Kecamatan Sepaku yang hingga kini masih berlanjut. Proyek ini melibatkan banyak tenaga kerja dan UMKM setempat.
No comments:
Post a Comment