Jakarta, 13/11/2022 Kemenkeu – Presidensi G20 Indonesia mencapai puncaknya pada pertengahan November 2022. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati optimis pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Presidensi Indonesia akan menghasilkan output yang mendorong dan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia maupun dunia di tahun 2022-2023. Hal ini disampaikannya dalam sesi wawancara dengan CNBC Indonesia, Sabtu (12/11).
“Tentu kita sebagai presidensi optimis, karena itu adalah salah satu elemen penting untuk kita mampu terus menjaga momentum G20 sebagai forum kerja sama ekonomi global yang utama atau global economic premier forum, dimana kita terus menjembatani perbedaan-perbedaan terutama karena adanya kondisi geopolitik yang makin meningkat,” ungkap Menkeu.
Menkeu melanjutkan, hal ini mengingat peranan serta leadership Indonesia untuk terus membangun kerja sama dan suasana di dalam Presidensi G20 kali ini sangat dihargai. Tidak hanya oleh negara anggota G20, tapi juga seluruh dunia.
Dalam suasana dunia dimana risiko sudah semakin meningkat, kemampuan untuk menurunkan risiko dilakukan melalui berbagai pertemuan bilateral, trilateral, dan multilateral. Pertemuan seperti ini menurut Menkeu dirasa akan sangat membantu menurunkan tensi dan kemungkinan terjadinya konflik yang makin buruk.
“Kenapa? Kalau ada konflik seperti terjadi di Ukraina, itu akan menyebabkan spillover yang luar biasa, tadi yang kita sebutkan krisis pangan dan energi. Jadi semakin Indonesia mampu berkontribusi melalui presidensi ini untuk bisa menurunkan konflik, menciptakan konvergensi, menciptakan jembatan kerja sama, saya rasa ini menjadi kontribusi yang luar biasa,” pungkas Menkeu. (dj/hpy)Jakarta, 13/11/2022 Kemenkeu – Presidensi G20 Indonesia mencapai puncaknya pada pertengahan November 2022. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati optimis pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Presidensi Indonesia akan menghasilkan output yang mendorong dan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia maupun dunia di tahun 2022-2023. Hal ini disampaikannya dalam sesi wawancara dengan CNBC Indonesia, Sabtu (12/11).
“Tentu kita sebagai presidensi optimis, karena itu adalah salah satu elemen penting untuk kita mampu terus menjaga momentum G20 sebagai forum kerja sama ekonomi global yang utama atau global economic premier forum, dimana kita terus menjembatani perbedaan-perbedaan terutama karena adanya kondisi geopolitik yang makin meningkat,” ungkap Menkeu.
Menkeu melanjutkan, hal ini mengingat peranan serta leadership Indonesia untuk terus membangun kerja sama dan suasana di dalam Presidensi G20 kali ini sangat dihargai. Tidak hanya oleh negara anggota G20, tapi juga seluruh dunia.
Dalam suasana dunia dimana risiko sudah semakin meningkat, kemampuan untuk menurunkan risiko dilakukan melalui berbagai pertemuan bilateral, trilateral, dan multilateral. Pertemuan seperti ini menurut Menkeu dirasa akan sangat membantu menurunkan tensi dan kemungkinan terjadinya konflik yang makin buruk.
“Kenapa? Kalau ada konflik seperti terjadi di Ukraina, itu akan menyebabkan spillover yang luar biasa, tadi yang kita sebutkan krisis pangan dan energi. Jadi semakin Indonesia mampu berkontribusi melalui presidensi ini untuk bisa menurunkan konflik, menciptakan konvergensi, menciptakan jembatan kerja sama, saya rasa ini menjadi kontribusi yang luar biasa,” pungkas Menkeu. (dj/hpy)
No comments:
Post a Comment