Singapura buka suara soal kabar varian Covid-19 XBB lebih parah dan menyebabkan lonjakan kasus rawat inap. Menurut pihak pemerintah, belum ada bukti varian itu menyebabkan penyakit lebih parah.
Pemerintah Singapura mengutip sebuah berita yang menerangkan adanya peningkatan Covid-19, bahkan pada mereka yang telah divaksinasi lengkap. Selain itu, artikel tersebut juga menuliskan kamar mayat, rumah duka dan krematorium kewalahan karena banyaknya kasus.
"Belum ada bukti subvarian XBB menyebabkan penyakit yang lebih parah dari varian sebelumnya. Faktanya, data lokal kami dalam dua minggu terakhir menunjukkan bahwa kasus XBB diperkirakan memiliki risiko rawat inap 30% lebih rendah dibandingkan dengan kasus varian Omicron BA.5," tulis otoritas setempat dikutip dari laman resmi pemerintah, Senin (17/10/2022).
Pemerintah Singapura juga menyatakan tidak ada peningkatan atas kasus kematian karena Covid-19 selama sebulan terakhir. Mereka juga meminta masyarakat mengunjungi laman resmi www.moh.gov.sg untuk informasi Covid-19 terbaru.
"Tidak ada peningkatan kematian Covid-19 yang diamati selama sebulan terakhir," tulis laman tersebut.
Sementara itu Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung mengatakan kasus Covid-19 kemungkinan akan mencapai puncaknya 15 ribu per hari. Kasus akan naik pada pertengahan November namun diyakini akan langsung menurun setelah itu.
"Ini kemungkinan akan menjadi gelombang pendek dan tajam," tegasnya akhir pekan dikutip dari Channel News Asia (CNA).
Di Singapura, XBB telah menjadi subvarian utama sebanyak 54% dari kasus lokal pada periode 3-9 Oktober 2022. Lonjakan tersebut cukup besar mengingat minggu sebelumnya baru 22%.
"Membawa kembali mandat masker yang lebih ketat atau tindakan manajemen aman lainnya tidak dapat dikesampingkan," jelasnya lagi menekankan ke penduduk lansia dikutip Vietnamplus.
"Kementerian sedang memantau gelombang XBB dengan cermat dan dampaknya pada sistem perawatan kesehatan untuk melihat apakah beberapa tindakan ini diperlukan," ujarnya.
No comments:
Post a Comment