Ekonom Bank Mandiri, Faisal Rachman, mengatakan kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) tetap dibutuhkan guna mencapai target fiscal consolidation tahun 2023, hal itu bertujuan untuk mengurangi beban fiskal dan membuat kondisi fiskal Indonesia sehat.
“Kenaikanan BBM memang diperlukan untuk mengurangi beban fiskal guna menjaga stabilitas, mencapai target fiscal consolidation di 2023, dan membuat kondisi fiskal Indonesia tetap sehat,” ujar Faisal kepada Ayoindonesia lewat pesan singkat.
Menurutnya, tidak dapat dipungkiri kalau kenaikan harga BBM subsidi akan berdampak pada kenaikan inflasi dan risiko perlambatan laju ekonomi. Namun, Faisal juga menyarankan bahwa diperlukan kebijakan seperti Bantuan sosial (Bansos) atau Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk menjaga daya beli masyarakat.
“Kebijakan kenaikan harga BB (Bahan Bakar), harus dibarengi dengan program lain seperti Bansos, BLT, PKH, KIP, dan lain-lain yang tepat sasaran,” jelasnya.
Ketika ditanya berapa harga subsidi yang masih bisa diterima oleh masyarakat, Faisal menjawab, “Harga yang masih cenderung kompetitif jika dibandingkan dengan harga BBM distributor lain. Tanpa menghilangkan bantuan dalam bentuk Bansos/BLT untuk golongan ekonomi bawah.”
Faisal menyebut BBM bersubsidi tidak adil bagi kalangan ekonomi bawah, yang menikmati BBM subsidi adalah golongan ekonomi menengah atas, diperlukan pengoptimalan dari segi pendistribusian subsidi, salah satunya dengan mengoptimalkan aplikasi MyPertamina.
“Yang menikmati harga BBM murah tersebut adalah golongan ekonomi menengah atas, sehingga tidak adil bagi golongan ekonomi bawah. Jadi lebih baik anggaran digunakan untuk program pembangunan, sosial, dan infrastruktur,” tuturnya.
No comments:
Post a Comment