Jayapura – Sekretaris Umum (Sekum) Kingmi se-Indonesia Pendeta Yohanes Wenda S.Th, M.Th angkat bicara menyikapi kondisi terkini di Papua.
Adanya upaya provokasi yang dilakukan sejumlah oknum pelayan yang mengajak umat melawan negara menjadi salah satu hal yang disorotnya.
Pdt Yohanes pun meminta aparat Kepolisian Daerah (Polda) Papua untuk menegakkan aturan hukum kepada oknum atau provokator yang mengajak dan mengimbau warga agar melawan atau menentang kebijakan negara.
“Seharusnya aparat penegak hukum baik Polri dan TNI lebih jeli dan teliti, dengan adanya oknum warga atau yang mengatasnamakan pelayan umat dengan menghasut dan mengimbau untuk menentang negara,” pintan
ya di Kota Jayapura, Papua, Sabtu (24/7/2021).
Pdt Yohanes kemudian dengan terang-terangan menyebutkan perpecahan di Sinode Kingmi Indonesia yang dipicu oleh oknum pelayan umat sendiri.
Bahkan jemaat pun ikut terhasut dengan isu yang membawa kepada jurang kebinasaan.
“Ini seperti Pak Benny Giay (BG) yang keluar dari Kingmi Indonesia pada 2015 dan membentuk sinode baru. serta mengambil atau mengutip logo yang kini dipersoalkan. Padahal aturannya jelas, jika melanggar hak cipta akan kena denda Rp14 miliar dan penjara 10 tahun,” bebernya.
Seharusnya, kata Pdt. Yohanes, sebagai pelayan umat, seorang hamba Tuhan memberikan imbauan, pencerahan dan penguatan iman kepada umatnya sehingga bisa mengikuti semua perintah dan larangan, sebagaimana termuat dalam kitab suci.
“Sebagai pelayan umat atau tokoh gereja harusnya membawa umat kepada Tuhan sebagaimana dalam Alkitab Keluaran 10 : 15 dan seterusnya dijelaskan bahwa jangan membunuh orang. Baru sinode yang dibentuk itu malah membawa umat kepada jurang kebinasaan. Ini tanggung jawab besar nanti kepada Tuhan,” tegasnya.
Pdt Yohanes menegaskan apa yang dilakukan oleh BG adalah hal yang tidak benar dan sering kali membuat pernyataan yang menyinggung dan menentang kebijakan pemerintah, bahkan menghasut umat dan warga untuk bertindak yang tidak tepat.
“Bapak Kapolda Papua tolong tegakkan hukum kepada sinode atau gereja yang sementara menggunakan logo yang sama milik orang lain, lalu manfaatkan logo bicara yang negatif. Ini harus ditegakkan agar orang-orang ini diperiksa,” desaknya.
Pada momentum ini, Pdt Yohanes Wenda mengajak kepada seluruh umat Kingmi dan masyarakat di tanah Papua agar tidak terhasut dengan ajakan yang menentang kebijakan negara, apalagi bertindak anarkis lewat demo yang sangat meresahkan.
“Ada cara yang lebih elegan dalam menyampaikan pendapat, bisa lewat dialog ataupun pertemuan dengan pihak terkait, bukan dengan demo yang membuat kegaduhan,” pungkasnya.
No comments:
Post a Comment