Sepekan terakhir, masyarakat Ibu Kota
tampaknya sedikit lega dengan terjadinya penurunan kasus baru terpapar virus
corona.
Rumah sakit rujukan yang penuh pasien dan
perburuan tabung oksigen telah menjadi fakta keseharian kehidupan sejak sekitar
dua bulan lalu.
Saat itu grafik dan kurva perkembangan wabah
virus corona (COVID-19) sedang menanjak, bahkan melonjak dan melejit.
Suasana dan situasi makin dramatis saat
lengkingan sirine ambulans silih berganti setiap hari. Tidak saja pagi, siang
dan sore, bahkan malam dan tengah malam pun raungan itu terdengar jelas dari
kejauhan yang menambah suasana mencekam.
Kini frekuensi suara itu agak berkurang dan
rumah-rumah sakit rujukan tidak lagi berjubel pasien COVID-19. Kebutuhan
oksigen masih tinggi tetapi tak setinggi sebelumnya.
Itu menunjukkan telah terjadinya penurunan kasus
positif secara signifikan. Karena itu, bolehlah sedikit lega tetapi tidak
lalai, apalagi abai dari potensi penularan virus tersebut.
Data yang telah dipublikasikan menunjukkan
penurunan itu. Dalam sepekan terakhir, penurunan tingkat paparan virus corona
penduduk Ibu Kita sekitar 1.000 hingga 3.000 orang per hari.
Pada Jumat (6/8) ada di angka 2.185 orang.
Kemudian tingkat kematian 1,5 persen dan tingkat kesembuhan saat ini 96,9
persen.
Untuk tes usap "polymerase chain
reaction" (PCR) dilaksanakan dalam kisaran jumlah 15 sampai 20 kali lipat
dari standar organisasi kesehatan dunia (WHO) yang berkontribusi 29,7 persen
terhadap jumlah tes nasional.
Saat ini, tingkat keterisian tempat tidur rumah
sakit (bed occupancy rate/BOR) sudah turun di angka 47 persen. Bahkan
untuk ruang isolasi dan ruang perawatan intensif (ICU) turun di angka 70 persen.
Kemudian vaksinasi di DKI Jakarta telah mencapai
8,2 juta warga untuk dosis pertama dan 3,2 juta dosis kedua. Sebagian yang
sudah divaksin itu merupakan warga non KTP Jakarta yang juga diberi hak dan
pelayanan yang sama.
No comments:
Post a Comment