Miftachul Akhyar terpilih menjadi Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Periode 2020-2025 pada Munas X MUI di Jakarta, Kamis malam, 26 November 2020.
Dalam pernyataan perdananya Miftachul Akhyar mengingatkan para ulama agar menjadi teladan bagi umat Islam saat berdakwah.
Miftachul menyampaikan dakwah adalah tugas utama para ulama. Menurutnya, dakwah adalah pijakan tertinggi bagi para ulama.
"Dakwah itu mengajak bukan mengejek sebagaimana yang kita ketahui. Merangkul bukan memukul, menyayangi bukan menyaingi, mendidik bukan membidik, membina bukan menghina, mencari solusi bukan mencari simpati, membela bukan mencela," kata Miftachul dalam Munas X MUI di Jakarta, Jumat 27 November 2020.
Ia mengutip pernyataan Imam Syafii soal ulama. Menurut Syafii, seorang alim adalah orang yang semua urusan, perilaku, dan sepak terjangnya selalu berkesinambungan dengan agamanya.
Miftachul berharap para ulama di Indonesia punya dasar hukum atas apa yang mereka sampaikan ke umat. Ia juga berharap para ulama Indonesia bersandar pada bayyinah atau pembuktian, bukan sekadar ikut-ikutan.
"Tugas-tugas ini saya harapkan dalam periode perkhidmatan kita ini akan mewarnai dalam kehidupan kita semuanya. Umat sedang menunggu apa langkah kita," ucap dia.
Miftachul Akhyar terpilih sebagai Ketua Umum MUI periode 2020-2025. Ia menggantikan Ma'ruf Amin yang masa jabatannya habis tahun ini.
Ia akan didampingi Sekretaris Jenderal MUI Amirsyah Tambunan. Selain itu, Ma'ruf juga masih tetap dalam struktur MUI sebagai Ketua Dewan Pertimbangan.
Miftachul menjadi ketua umum MUI ke-8 sejak organisasi ini berdiri pada 1975. Dia juga merupakan Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Di PBNU, Miftchul juga sebelumnya menggantikan posisi Ma'rufsebagai Rais Aam.
Miftachul Akhyar dikenal sebagai kiai kharismatik dan berpengaruh di kalangan warga Nahdhatul Ulama (NU). Pria kelahiran Surabaya, 1 Januari 1953, itu dibesarkan dari tradisi keilmuan dan mengabdi dalam kepengurusan Nahdlatul Ulama sejak muda.***
No comments:
Post a Comment