JAKARTA – Penolakan terhadap Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) terus muncul di berbagai daerah. Hal ini menandakan bahwa perjuangan KAMI dinilai masyarakat tidak sesuai dengan kondisi sekarang, apalagi Pemerintah dan masyarakat sedang fokus dalam penanggulangan pandemi. Tidak hanya itu saja, banyak pihak menilai kemunculan koalisi ini hanya dimaksudkan untuk kepentingan politik golongan mereka saja, tanpa memikirkan kondisi masyarakat pada umumnya.
Hal itu yang menjadi dasar penolakan aktivitas KAMI diberbagai daerah. Aliansi Pemuda Rembang menjadi salah satu kelompok masyarakat yang menolak kehadiran koalisi yang diinisiasi oleh Din Syamsuddin itu. Sunarto selaku koordinator kelompok ini menuding bahwa tuntutan yang disampaikan KAMI di berbagai kesempatan tidak mendasar, bahkan cenderung provokatif. “Narasi dan tuntutan yang disampaikan KAMI tidak berdasar dan tidak jelas. Masyarakat khawatir hanya dijadikan korban saja oleh kelompok ini,” tutur Sunarto.
Lebih lanjut, Sunarto curiga keberadaan KAMI ini digunakan untuk mengganggu stabilitas politik Indonesia, mengingat sebentar lagi jelang pelaksanaan Pilkada. “Masyarakat kan pasti curiga. Soalnya KAMI ini terus memprovokasi publik, terutama jelang pelaksanaan Pilkada 2020,” katanya.
Di wilayah Sukoharjo pun muncul penolakan terhadap kelompok KAMI. Koordinator Lapangan Serikat Rakyat Sukoharjo (SRS), Joko Wiradi, mengatakan kemunculan koalisi itu berpotensi memecah belah masyarakat. “Kita menolak lah kemunculannya. Pembentukan KAMI rawan memecah belah bangsa Indonesia,” ujar Joko.
Menurutnya, aparat keamanan perlu menegakkan hukum terhadap kelompok-kelompok yang berupaya memprovokasi masyarakat untuk melawan Pemerintah. “Masyarakat tahu betul gerakan ini. Sehingga diperlukan penegakan hukum dalam menindak tegas para provokator, perongrong, dan pemecah bangsa,” tambahnya. Oleh karena itu, Serikat Rakyat Sukoharjo mengajak masyarakat Sukoharjo untuk tetap menjaga keutuhan persatuan bangsa. Hal ini penting dilakukan untuk membangun Indonesia yang sempat terpuruk akibat pandemi Covid-19.
Tidak hanya disitu, Generasi Muda Nahdlatul Ulama (NU) Kota Batu juga ikut menolak eksistensi KAMI. Selaku perwakilan NU Kota Batu, Arif Hariyanto menyebut KAMI ini tidak sejalan dengan semangat Negara Kedaulatan Republik Indonesia, sehingga masyarakat wajib menolak kemunculannya. Arif meminta tokoh-tokoh KAMI untuk tidak menggiring opini masyarakat untuk menjatuhkan kredibilitas Pemerintah yang tengah berusaha melawan pandemi. “Sebaiknya tokoh-tokoh KAMI tidak membuat opini-opini publik, yang tentunya memicu banyak persepsi yang macam-macam, sehingga mengganggu keharmonisan masyarakat,” tegas Arif.
No comments:
Post a Comment