Pernyataan beberapa pihak yang menilai bahwa karya peneliti dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya bersama TNI Angkatan Darat (AD), dan Badan Intelijen Negara (BIN) bukanlah menemukan, melainkan hanya meracik obat Covid-19, disesalkan.
Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI), Boni Hargens mengaku prihatin dengan keadaan tersebut. Apalagi kritik tersebut ada yang datang dari para peneliti medis sendiri.
"Para peneliti medis harusnya bersyukur ada pihak yang berjuang mencari solusi di tengah kemelut pandemi yang membawa kerugian dalam banyak dimensi," sesalnya, Kamis (20/8/2020).
Harusnya menurut Boni, sebagai anak bangsa semua pihak mengapresiasi apa yang sudah dilakukan Unair, BIN, dan TNI AD. Karena mereka sudah berbuat sesuatu yang berguna untuk masyarakat pada saat banyak pihak hanya pandai berbicara, tanpa berbuat apa-apa.
"Tidak penting apakah itu penemuan baru atau sebuah racikan, toh intinya itu kerja keras yang berguna untuk menyelamatkan masyarakat kita. Maka kita harusnya memberi hormat dan mengucap terimakasih bukan malah mencibir," tegasnya.
Lebih lanjut Boni mengaku berharap bahwa apa yang dilakukan Unair, BIN, dan TNI AD didukung oleh semua elemen. Karena penelitian tersebut sesungguhnya untuk kepentingan semua pihak, bahkan untuk kepentingan seluruh umat manusia di dunia.
"Sebuah bangsa tidak bisa menjadi besar kalau kita hanya bisa berbicara tanpa berbuat," pungkas Boni.
Perlu diketahui, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan obat tersebut tidak lolos uji klinis.
Alasannya karena dari hasil pengujian yang dilakukan, didapatkan bahwa obat ini masuk kategori obat keras, sehingga menimbulkan efek samping.
No comments:
Post a Comment