Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Minggu (17/5), untuk mengikuti melalui video conference progres pembangunan Jalan Tol Ujung Pandang Seksi 3 atau dikenal dengan Jalan Tol Layang Andi Pangeran (AP) Pettarani Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Konstruksi jalan tol layang pertama di Indonesia Timur ini sudah memasuki tahap akhir, yakni pemasangan span terakhir pekerjaan erection box girder (balok jembatan) yang saat ini progres fisik pembangunan telah mencapai 85%.
Selain berkontribusi mengurangi kemacetan lalu lintas di Kota Makassar, kehadiran Tol Layang Jalan AP Pettarani akan mendukung jalur logistik yang menghubungkan pusat Kota Makassar dengan Pelabuhan Petikemas Soekarno Hatta Makassar dan Bandara Sultan Hassanudin.
Pembangunan Tol Layang AP Pettarani tetap memperhatikan keserasian arsitektur bangunan dan landscape sekitarnya, sehingga bisa menjadi ikon baru di Kota Makassar.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyampaikan apresiasi atas peran aktif Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan Pemerintah Kota Makassar dalam pembangunan tol layang sepanjang 4,3 Km tersebut.
“Saya sangat menghargai sekali apa yang disampaikan Gubernur Sulawesi Selatan. Kita bisa bekerja sama lebih erat karena Pemerintah Pusat datang mendukung inisiatif Pemerintah Daerah, bukan sebaliknya. Kalau kami berada di depan, Bapak-bapak di daerah hanya akan menjadi peserta,” kata Menteri Basuki.
Apresiasi juga disampaikan Menteri Basuki kepada kontraktor pelaksana atas inovasi metode konstruksi pembangunan jalan tol layang dengan menggunakan metode Span-by-Span dengan Launcher Gantry yang terbukti dapat mempercepat pelaksanaan konstruksi, meminimalkan gangguan lalu-lintas jalan arteri yang sangat padat tanpa kecelakaan konstruksi, serta meningkatkan mutu pelaksanaan konstruksi.
“Saya ingin sampaikan apresiasi untuk sekecil apapun inovasi dalam pembangunan jalan layang ini. Saya memberikan tantangan untuk berbagai inovasi yang bisa dibanggakan dan saya akan berikan hadiah satu bulan DOM (Dana Operasi Menteri) kepada inovator tersebut,” kata Menteri Basuki.
Sebelumnya Menteri Basuki juga pernah mengapresiasi satu bulan DOM kepada insinyur alumni ITB, Arvilla Delitriana, yang mendesain konstruksi jembatan lengkung bentang panjang 148 meter Kereta Light Rail Transit atau Laju Raya Terpadu (LRT) Jakarta Bogor Depok dan Bekasi (Jabodebek) beberapa waktu lalu.
Menteri Basuki berpesan pembangunan konstruksi Tol Layang AP Pettarani harus baik dan berkualitas, sehingga memberikan kenyamanan kepada pengguna tol.
“Pemakaian Lead Rubber Bearing (LRB) dan Modular Expansion Joint harus dapat mengakomodasi gempa dengan periode ulang 1000 tahun. Saya berharap betul bahwa tol ini kualitasnya lebih baik dari Jakarta-Cikampek yang awalnya kurang nyaman karena kualitas konstruksi sambungannya,” tutur Menteri Basuki.
Proyek Tol Layang AP Pettarani dibangun dengan biaya investasi sebesar Rp2,24 triliun. Konstruksi jalan tol layang terdiri dari 74 pier pada jalan utama, 55 pier pada ramp dengan jumlah box girder sebanyak 2.752 box dan 78 PCU girder dan pembangunannya telah mulai dilaksanakan sejak April 2018.
Jalan tol layang dibangun di atas Jalan Nasional AP Pettarani sehingga bisa berjalan lebih cepat tanpa pembebasan lahan. Ruas ini akan melengkapi ruas tol existing pada Seksi I, II dan IV yang akan beroperasi dengan sistem terbuka sepanjang 10,4 Km dengan jumlah lajur jalan 2 x 2, lebar 3,50 meter, dan memiliki dua on-off ramp yaitu di Boulevard dan Alauddin.
“Dengan progres saat ini 85%, saya berharap, konstruksi dapat selesai tepat waktu dan tol layang dapat dioperasikan pada bulan September 2020,” kata Menteri Basuki.
Pada kesempatan tersebut, Menteri Basuki juga menekankan pentingnya penggunaan komponen produk dalam negeri dalam rangka menjaga roda ekonomi nasional di tengah Pandemi COVID-19.
“Sebelum muncul kampanye bangga buatan Indonesia, saya sudah berpesan keras sekali untuk kita bisa memanfaatkan produksi dalam negeri di proyek-proyek PUPR. Bahkan saya minta Inspektorat Jenderal untuk memeriksa Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dalam auditnya. Kalau tidak dibuat oleh produsen nasional , minimal pabriknya ada di Indonesia, sehingga tidak perlu impor dagang,” tegas Menteri Basuki.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit menambahkan, pembangunan Jalan Tol Layang AP Pettarani di Kota Makassar dilakukan sebagai upaya untuk mengurai kemacetan lalu lintas, sekaligus berperan sebagai upaya meningkatkan konektivitas dan pemerataan pembangunan jalan tol di Indonesia yang lebih maju dan sejahtera, khususnya di wilayah Indonesia Timur.
“Untuk pekerjaan konstruksi tetap berjalan sesuai dengan protokol COVID-19. Juga pelaksanaan kerja konstruksi yang menjamin para pekerja untuk tetap memperoleh penghasilan, sehingga tetap memiliki daya beli untuk memutar perekonomian, dan tidak harus mudik serta tidak kehilangan pekerjaan,” ujar Danang.
Selama masa Pandemi COVID-19, pembangunan tol layang dilaksanakan dengan mengacu pada Instruksi Menteri PUPR No.2 tahun 2020 tentang Protokol Pencegahan Penyebaran COVID-19 dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi , seperti rajin cuci tangan, menjaga jarak aman (physical distancing), penggunaan alat pelindung diri, masker, hingga pemberian nutrisi dan suplemen vitamin yang memadai kepada pekerja di lapangan sehingga tidak ada pekerja konstruksi yang positif COVID-19.
Seremoni pemasangan span terakhir juga disaksikan oleh Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Sidarto Danusubroto, Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko, Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah, Pjs. Wali Kota Makasar Yusran Yusuf, Konsorsium Investor (PT Margautama Nusantara (MUN), PT Jasa Marga Tbk, dan PT Bosowa Marga Nusantara) selaku Badan Usaha Jalan Tol (pengelola), dan PT Wijaya Karya Beton Tbk sebagai Kontraktor Pelaksana dan konsorsium konsultan (Nippon Koei Co., Ltd – PT Indokoei International – PT Cipta Strada, PT Virama Karya, dan PT. Cipta Graha Abadi).
No comments:
Post a Comment