JAKARTA – Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin ingin menjadikan Indonesia sebagai negara yang maju. Pembangunan di semua aspek harus terus ditingkatkan.
Hal tersebut disampaikan Ma'ruf Amin ketika menerima kunjungan dari Rektor Universitas Indonesia (UI) Ari Kuncoro, di Kantor Wakil Presiden, Jalan Merdeka Utara, Jakarta Pusat.
“Indonesia ingin menjadi negara maju. Pembangunan di semua aspek, seperti politik, sumber daya manusia, teknologi informasi, reformasi birokrasi, serta penyederhanaan regulasi harus ditingkatkan," ucap Ma'ruf Amin, pada Senin (3/2/2020).
Dalam pertemuan tersebut, Ari Kuncoro sempat mengemukakan UI sedang mengembangkan riset terkait sufficient economic philosophy yang dipandang sejalan dengan pemikiran Ma’ruf Amin.
“Sufficient economic terdiri atas tiga unsur yang sifatnya saling terkait, yaitu kecukupan (moderation), masuk akal (reasonable), dan kekebalan (self immunity). Di tingkat nasional konsep ini melakukan pendekatan pada tingkat kesesuaian, yaitu keunggulan kompetitif, risiko rendah, dan mengurangi ketergantungan kepada negara lain,” ucap Ari.
Ia menyebutkan, konsep ini dapat diterapkan untuk memberdayakan desa. Konsep modernisasi dapat dibawa ke desa melalui penerapan e-commerce dan perguruan tinggi sebagai institusi pendidikan dapat mengambil peran dalam hal ini.
“Perguruan tinggi berkontribusi dalam membuat market place dan mengajarkan tentang konsep akuntansi sederhana,” ujarnya.
Oleh karena itu, Ma'ruf Amin mengimbau UI sebagai institusi pendidikan tinggi dapat berperan dalam pembangunan melalui pengembangan konsep, riset, inovasi dan kerjasama dengan pihak-pihak terkait.
Ia pun menekankan pembangunan yang dilakukan juga harus mampu menurunkan kesenjangan, di antaranya kesenjangan antara kota dengan desa. Hal tersebut dapat dilakukan di antaranya dengan melakukan pemberdayaan desa.
"Pembangunan desa dapat dilakukan dengan dewa, dewi, dan dedi. Dewa artinya desa wisata, dewi berarti desa industri, dan dedi adalah desa digital. Apabila ini dilakukan maka kesenjangan antara kota dan desa dapat diturunkan," tutur Ma'ruf Amin.
(erh)
No comments:
Post a Comment