JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyebutkan, sebanyak 187 Warga Negara Indonesia (WNI) yang teridentifikasi jaringan teroris Internasional.
Jaringan teroris Internasional atau yang disebut Foreign Terrorist Fighters (FTF) sendiri adalah istilah bagi individu yang pergi ke negara lain untuk bergabung dengan kelompok teroris, misalnya Islamic State (ISIS).
"Banyak kita punya FTF itu, banyak yang mesti kita pulangkan, misalnya dari Suriah saja kita punya 187 (orang WNI)," ucap Mahfud di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Jumat (10/1/2020).
Mahfud MD pun menyebutkan kalau dari 187 WNI yang terindentifikasi teroris di Suriah tersebut diantaranya adalah 31 orang laki-laki, sedangkan sisanya merupakan perempuan dan anak-anak.
"31 orang itu laki-laki, sisanya itu perempuan dan anak-anak. Anak-anak itu matanya sudah tajam-tajam seperti mau membunuh saja gitu," ungkapnya.
Untuk membahas lebih lanjut mengenai jaringan terorisme Internasional itu, Mahfud MD pun bertemu dengan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius, dan Direktur Jenderal Penaggulangan Terorisme Jepang Shigenobu Fukumoto.
Menurut Mahfud, masalah terorisme jaringan Internasional kini sudah menjadi kekhawatiran setiap negara. Pasalnya, para teroris telah menggunakan teknologi canggih, dan melibatkan perempuan serta anak-anak.
Kendati demikian, untuk bentuk kerjasamanya bagaimana dengan pihak Jepang, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi tersebut belum bisa menjelaskannya, karena masih akan terus dibahas.
"Jepang juga khawatir terhadap terorisme kan karena sekarang terorisme lebih canggih kan. Pertama melibatkan perempuan dan anak-anak, yang kedua transfer uangnya sudah melalui ini hape kayak gini smartphone," tutup Mahfud MD.
(wal)
No comments:
Post a Comment