Tempo.Co, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, membanggakan pertemuan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dengan Putra Mahkota Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan. Pertemuan itu berlangsung di Abu Dhabi, UEA, pada Minggu, 12 Januari 2020.
“Saya ikut presiden (bertemu) dengan Mohammed bin Zayed, bagaimana Crown Prince itu sangat hormat pada presiden, anda lihat itu videonya,” kata Luhut di acara Investor Forum Standard Chartered Bank di Hotel Mulia, Jakarta Pusat, Rabu, 15 Januari 2020.
Saat itu, kata Luhut, Zayed pun mengatakan kepada Luhut, “Jenderal, terima kasih banyak, ini (kesepakatan) terjadi dalam tujuh bulan karena anda.” Mendengar hal itu, Luhut menjawab bahwa kesepakatan antar kedua negara bisa berlangsung cepat karena ada dukungan dari Jokowi selama ini.
Setelah pertemuan antara Jokowi dan Zayed dilakukan, Luhut memang menyebut bahwa perjanjian yang dihasilkan merupakan yang tercepat dengan UEA. “Seperti yang disampaikan presiden, ini (juga) adalah deal terbesar mungkin dalam sejarah Indonesia yang disepakati dengan UEA,” kata Luhut dalam keterangan pihak Kemenko Kemaritiman.
Dalam keterangan yang sama, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pun merinci, kerja sama ekonomi kedua negara menggunakan dua skema, lima proyek Government-to-Government (G2G) dan 11 proyek Business-to-Business (B2B). Nilai kerja sama mencapai US$ 22,89 miliar dan meliputi sektor pertanian, pendidikan, dan investasi.
Tak cukup sampai di situ, pemerintah Jokowi pun meminta kesediaan Zayed menjadi Ketua Dewan Pengarah Pembangunan Ibu Kota Baru. Sementara dua orang lainnya menjadi anggota dewan, yaitu CEO Softbank Masayoshi Son dan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair.
No comments:
Post a Comment