Bandung - Terowongan Nanjung pengendali banjir di kawasan Cekungan Bandung yang berada di Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Jawa Barat akan diresmikan Presiden Joko Widodo. Rencananya terowongan tersebut akan diresmikan akhir Januari 2020 mendatang.
"Ini sudah dioperasikan, Pak Gubernur akan undang Pak Presiden, akhir bulan," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono usai meninjau Terowongan Nanjung, Senin (13/1/2020).
Meski belum diresmikan, dua tunnel Terowongan Nanjung ini sudah diaktifkan. Seperti diketahui, tunnel tersebut diaktifkan karena pada akhir Bulan Desember 2019 lalu, terjadi banjir di kawasan Bandung Selatan. Setelah ada terowongan tersebut, genangan banjir cepat surut.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, pemerintah daerah dari mulai kabupaten, provinsi dan pusat sedang melakukan infrastruktur untuk mengatasi banjir.
"Solusi terkait penanganan banjir sedang berproses dan sudah berproses banyak," kata Ridwan Kamil di tempat yang sama.
Orang nomor satu di Jawa Barat ini mengungkapkan, sejak musim hujan tiba belum ada kejadian banjir luar biasa. Air sendiri bisa cepat surut karena Terowongan Nanjung dibuka.
"Jadikan waktu kejadian banjir di Jabotabek, di cekungan Bandung tidak ada berita luar biasa. Karena selama ini air yang biasa menggenang di titik-titik itu berhasil dialirkan sejak dioperasikan dua Terowongan Nanjung," ungkapnya.
"Insyaallah akhir bulan Bapak Presiden kami undang untuk meresmikan bahwa kinerja Kementerian PUPR bersama Pemprov Jabar punya dampak yang positif," tambah Ridwan Kamil.
Pada kesempatan itu, Ridwan Kamil juga berbicara soal masalah banjir yang terjadi di wilayah Kawrawang dan Bekasi.
"Saya dan Pak Menteri sepakat meneruskan pembangunan bendungan di Cibeet yang kemarin bikin banjir di saat tahun baru. Banjir Bekasi kita akan membuat pekerjaan pertemuan Sungai Cileungsi dan Cikeas, nilaunya hampir Rp 4 triliun. Insyaallah dalam waktu yang kita kebut bisa membantu menangani banjir di Kota Bekasi, tapi tentunya bendungan di Ciawi dan Sukamahi sudah 50 persen, komitmen Pak Menteri dikebut tahun ini," jelasnya.
"Kalau tahun ini dikebut, isu soal banjir mengemuka di awal Tahun 2020 ini bisa kita kendalikan. Oleh karena itu kami hadir untuk memonitor," tambahnya.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono hadir dalam kesempatan ini. Tidak hanya meninjau dua tunnel Terowongan Nanjung, Basuki dan Ridwan Kamil juga turun langsung ke kawasan Curug Jompong. Batu-batu Curug Jompong mengering dan muncul ke permukaan karena aliran air yang sebelumnya mengaliri kawasan tersebut diluruskan ke terowongan.
"Ini dia Curug Jompong, di sini terdapat banyak situs batu-batu Curug Jompong," kata Basuki sambil menunjuk ke situs batu Curug Jompong.
Meski belum diresmikan, dua tunnel di Terowongan Nanjung ini sudah diaktifkan.
Basuki menjelaskan, keberadaan dua tunnel di Terowongan Nanjung ini berfungsi mempercepat aliran air di sungai tersebut.
Seperti diketahui, sebelum ada Terowongan Nanjung aliran air yang melintasi kawasan Curug Jompong mantul kembali dan pantulan air tersebut bisa mencapai ke kawasan Dayeukolot.
"Kenapa Terowongan Nanjung ini kita bangun karena ada situs Curug Jompong, kalau aliran sungai melintasi ini (Kawasan Curug Jompong) terhenti pelan sehingga tertahan airnya hingga ke Dayeukolot, itu yang menyebabkan banjir," jelasnya.
Ia menambahkan, Terowongan Nanjung juga berfungsi sebagai pengendali banjir. Nantinya, bila hujan di kawasan Bandung Raya turun, maka terowongan ini dibuka agar aliran air yang masuk ke Sungai Citarum cepat mengalir.
"Ini salah satu pengendali banjir di Cekungan Bandung," tambahnya.(eds/eds)
Sumber
"Ini sudah dioperasikan, Pak Gubernur akan undang Pak Presiden, akhir bulan," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono usai meninjau Terowongan Nanjung, Senin (13/1/2020).
Meski belum diresmikan, dua tunnel Terowongan Nanjung ini sudah diaktifkan. Seperti diketahui, tunnel tersebut diaktifkan karena pada akhir Bulan Desember 2019 lalu, terjadi banjir di kawasan Bandung Selatan. Setelah ada terowongan tersebut, genangan banjir cepat surut.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, pemerintah daerah dari mulai kabupaten, provinsi dan pusat sedang melakukan infrastruktur untuk mengatasi banjir.
"Solusi terkait penanganan banjir sedang berproses dan sudah berproses banyak," kata Ridwan Kamil di tempat yang sama.
Orang nomor satu di Jawa Barat ini mengungkapkan, sejak musim hujan tiba belum ada kejadian banjir luar biasa. Air sendiri bisa cepat surut karena Terowongan Nanjung dibuka.
"Jadikan waktu kejadian banjir di Jabotabek, di cekungan Bandung tidak ada berita luar biasa. Karena selama ini air yang biasa menggenang di titik-titik itu berhasil dialirkan sejak dioperasikan dua Terowongan Nanjung," ungkapnya.
"Insyaallah akhir bulan Bapak Presiden kami undang untuk meresmikan bahwa kinerja Kementerian PUPR bersama Pemprov Jabar punya dampak yang positif," tambah Ridwan Kamil.
Pada kesempatan itu, Ridwan Kamil juga berbicara soal masalah banjir yang terjadi di wilayah Kawrawang dan Bekasi.
"Saya dan Pak Menteri sepakat meneruskan pembangunan bendungan di Cibeet yang kemarin bikin banjir di saat tahun baru. Banjir Bekasi kita akan membuat pekerjaan pertemuan Sungai Cileungsi dan Cikeas, nilaunya hampir Rp 4 triliun. Insyaallah dalam waktu yang kita kebut bisa membantu menangani banjir di Kota Bekasi, tapi tentunya bendungan di Ciawi dan Sukamahi sudah 50 persen, komitmen Pak Menteri dikebut tahun ini," jelasnya.
"Kalau tahun ini dikebut, isu soal banjir mengemuka di awal Tahun 2020 ini bisa kita kendalikan. Oleh karena itu kami hadir untuk memonitor," tambahnya.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono hadir dalam kesempatan ini. Tidak hanya meninjau dua tunnel Terowongan Nanjung, Basuki dan Ridwan Kamil juga turun langsung ke kawasan Curug Jompong. Batu-batu Curug Jompong mengering dan muncul ke permukaan karena aliran air yang sebelumnya mengaliri kawasan tersebut diluruskan ke terowongan.
"Ini dia Curug Jompong, di sini terdapat banyak situs batu-batu Curug Jompong," kata Basuki sambil menunjuk ke situs batu Curug Jompong.
Meski belum diresmikan, dua tunnel di Terowongan Nanjung ini sudah diaktifkan.
Basuki menjelaskan, keberadaan dua tunnel di Terowongan Nanjung ini berfungsi mempercepat aliran air di sungai tersebut.
Seperti diketahui, sebelum ada Terowongan Nanjung aliran air yang melintasi kawasan Curug Jompong mantul kembali dan pantulan air tersebut bisa mencapai ke kawasan Dayeukolot.
"Kenapa Terowongan Nanjung ini kita bangun karena ada situs Curug Jompong, kalau aliran sungai melintasi ini (Kawasan Curug Jompong) terhenti pelan sehingga tertahan airnya hingga ke Dayeukolot, itu yang menyebabkan banjir," jelasnya.
Ia menambahkan, Terowongan Nanjung juga berfungsi sebagai pengendali banjir. Nantinya, bila hujan di kawasan Bandung Raya turun, maka terowongan ini dibuka agar aliran air yang masuk ke Sungai Citarum cepat mengalir.
"Ini salah satu pengendali banjir di Cekungan Bandung," tambahnya.(eds/eds)
Sumber
No comments:
Post a Comment