Teknologi digital yang dibutuhkan antara lain komputasi awan (cloud computing), perangkat yang terhubung dengan internet (internet of things/IoT), kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), dan analitik data besar (big data analytics). Sementara itu, lima program prioritas pemerintah yang bisa diakselerasi, yakni pembangunan SDM, kelanjutan pembangunan infrastruktur, penyederhanan regulasi, reformasi birokrasi, dan transformasi ekonomi. “Pembangunan infrastruktur fisik diakui sangat penting, tapi isu ini seharusnya sudah selesai.
Sekarang, lebih kepada how to connect-nya,” ujar Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (SDPPI Kemenkominfo) Ismail, pada acara International Consumer Electronics Expo 2019 bertajuk Visible Anywhere di Jakarta, pekan lalu.
Menurut dia, lima program prioritas Presiden Jokowi sebagai penerjemahan dari visi Indonesia menuju 2024 itu sangat membutuhkan adopsi teknologi digital serta dukungan teknologi informasi dan komunikasi (information, communication, and technology/ICT).
Adopsi teknologi itu juga mesti benar-benar menjangkau semua lapiran rakyat, sehingga dengan potensi sebagai pasar yang besar, Indonesia tidak hanya menjadi penonton/pasar saja dan harus menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Terkait potensi pasar yang besar, lanjut Ismail, Indonesia butuh kompetensi peningkatan keahlian (skill) SDM yang dapat diwujudkan dalam industri aplikasi (software) lokal. “Pemerintah juga ingin agar produk lokal dibangun sejak awal, sehingga aplikasi lokal membutuhkan cloud, artificial intelligence, dan big data. Dan, teknologi ini diwujudkan dalam aplikasi lokal. Inilah ekosistem berbasis teknologi digital dalam revolusi industri 4.0,” ujar Ismail.
Kompetensi SDM Chief Product and Services Officer Telkomtelstra Agus F Abdillah mengakui, kompetensi skill SDM di Indonesia merupakan salah satu faktor utama dalam mendorong industri masuk dalam transformasi digital sesuai trend revolusi Industri 4.0. Sementara itu, setiap revolusi industri membutuhkan kompetensi skill yang berbeda-beda. “Sedangkan revolusi Industri 4.0 membutuhkan kemampuan yang mengarah kepada teknologi digital, yakni AI, cloud computing, dan machine learning (pembelajaran mesin),” ucap Agus.
Menurut dia, dengan kondisi Indonesia yang didominasi generasi milenial, berusia 10 tahun hingga 39 tahun, tantangan terbesar adalah menyiapkan skill teknologi terdepan untuk SDM sedini mungkin. Hal ini penting untuk mengantisipasi kesenjangan skill dalam kompetisi antara sesama manusia dan mesin maupun robot. Untuk mengatasi masalah itu, Telkomtelstra, sebagai perusahaan solusi teknologi joint venture antara Telkom dan Telstra, menyediakan platform learning as a services.
Telkomtelstra menyediakan teknologi di atas cloud yang berisikan platform untuk materi-materi peningkatan skill, bisa berupa teks, video, bisa dipelajari secara mandiri (self learning), dan bisa diulang. “Ini penting untuk peningkatan skill SDM, baik di perusahaan maupun secara individu,” ujarnya. Dalam platform tersebut, tersedia track pembelajaran khusus terkait teknologi digital sesuai kebutuhan revolusi Industri 4.0. Ada sebanyak 13 track, antara lain data science track, big data track, sampai IoT track. “Semua sudah dan sesuai kebutuhan industri karena akan di-update secara realtime, berbeda dengan kurikulum yang ada saat ini yang tidak bisa di-update setiap saat,” pungkas Agus.
No comments:
Post a Comment