Saat ini laju pertumbuhan ekonomi Indonesia menduduki peringkat 2 di kelompok negara dengan perekonomian besar atau G20.
Pertumbuhan tersebut tak lepas dari stabilitas politik dalam negeri yang saat ini baik.
Presiden Joko Widodo menyatakan stabilitas politik penting bagi ekonomi Indonesia.
Menurut Jokowi, tanpa stabilitas politik yang baik, Indonesia akan kesulitan mengundang investasi. Padahal, investasi akan menyerap banyak tenaga kerja.
“Sekarang ini di negara G20 (ekonomi) kita ada di urutan kedua. Hari ini sudah urutan kedua. Kalau stabilitas politik goyang sedikit, sangat berbahaya,” ujarnya saat menghadiri Munas Golkar di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Selasa (3/12).
Jokowi pun mencontohkan efek instabilitas politik sudah dirasakan Hong Kong yang perekonomiannya merosot.
“Lima bulan lebih Hong Kong demo. Di Chile juga. Kenaikan biaya transportasi hanya 4 persen menjadi gelombang besar dan mengganggu stabilitas ekonomi di negara itu. Kita ini tidak mau,” ucapnya.
Untuk kesekian kalinya, Jokowi juga mengingatkan laju pertumbuhan ekonomi domestik yang masih terjebak di kisaran 5 persen patut dibanggakan. Pasalnya, sejumlah negara malah masuk ke fase resesi.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia di kelompok G20 pada kuartal III 2019 memang menduduki peringkat 2, di level 5,02 persen. Laju ekonomi Indonesia cuma kalah dari China yang pertumbuhannya masih 6 persen.
Sementara, laju ekonomi India yang biasanya mengungguli Indonesia turun ke level 4,5 persen pada periode Juli-September 2019. Angka itu terendah dalam 6 tahun terakhir.
No comments:
Post a Comment