Mataram (Suara NTB) – Keberhasilan
program Zero Waste atau NTB Bebas Sampah yang menjadi unggulan
Pemprov NTB saat ini disebut sangat bergantung pada peran aktif desa. Pasalnya,
melalui beberapa percepatan yang dilakukan melalui pembentukan bank sampah oleh
pemerintah desa diakui memberikan pengaruh yang signifikan.
“Sekarang sudah ada 437 bank sampah, termasuk yang di Lombok
Timur 239 unit yang paling banyak,” ujar Kepala LHK NTB, Ir. Madani Mukarom, B.
Sc.F, M. Si saat dikonfirmasi, Jumat, 20 Desember 2019 di Mataram.
Untuk tahun 2020 sendiri LHK NTB mengharapkan agar jumlah desa
yang membentuk bank sampah bisa lebih banyak lagi.
Pembentukan bank sampah oleh desa diterangkan Madani merupakan
bentuk dari Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), melalui penyertaan modal dari dana
desa. Sampai saat ini, desa yang telah membangun bank sampah disebut
mengeluarkan modal paling sedikit Rp50 juta. “Itu yang bagus dari desa sekarang
semua bergerak. Karena dari bank sampah itu mereka dapat sumber daya. Tinggal
kumpulkan sampah, bisa jadi uang,” ujar Madani.
Melalui mekanisme tersebut, upaya mewujudkan Zero
Waste disebut bisa jauh lebih cepat dari apa yang diupayakan oleh
pemerintah provinsi.
Dicontohkan Madani sepanjang 2019 pihaknya hanya mampu
mengintervensi 74 komunitas atau bank sampah. “Tahun depan ada (tambahan) 26
unit untuk memenuhi kekurangan yang kemarin untuk di Sumbawa,” ujarnya. Untuk
itu, LHK NTB menyiapkan program pendampingan untuk kampanye dan pendidikan bank
sampah yang telah dibentuk di desa-desa tersebut.
Sebelumnya Pemprov NTB juga mengalokasikan anggaran sebesar
Rp31,40 miliar untuk program Zero Waste. Secara garis besar
alokasi anggaran tersebut akan digunakan untuk pengembangan
kinerja pengelolaan persampahan dan pengembangan permukiman. Kemudian
peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa, promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat, peningkatan kerjasama pemerintahan, serta peningkatan
partisipasi masyarakat.
Berdasarkan data Dinas LHK NTB, sekitar 80 persen sampah masih
dibuang sembarangan. Sampah yang dibuang sembarangan volumenya 2.695,63
ton tiap hari di seluruh NTB. Dengan rincian di Lombok Barat 409
ton, Lombok Utara sebesar 128,15 ton, Lombok Tengah 627,67 ton, Lombok Timur
786,26 ton, Sumbawa 189,64 ton, Dompu dan Bima masing-masing 124,67 ton dan
286,38 ton. Kemudian Kota Mataram hanya 15,59 ton, Sumbawa Barat 60,44
ton dan Kota Bima 67,83 ton.
Produksi sampah masing-masing kabupaten/kota setiap hari di NTB
cukup tinggi. Kota Mataram produksi sampahnya sebesar 314,3 ton, Lombok Barat
469,56 ton, Lombok Utara 149,15 ton. Kemudian Lombok Tengah 645,73 ton, Lombok
Timur 801,74 ton, Sumbawa Barat 92,39 ton, Sumbawa 311,85 ton, Dompu 164,27
ton, Bima 325,94 ton dan Kota Bima 113,83 ton.
Dari produksi sampah sebesar itu, sampah yang diangkut ke TPA di
Kota Mataram sebanyak 283 ton tiap hari. Kemudian Lombok Barat 60 ton, Lombok
Utara 21 ton, Lombok Tengah 12,25 ton, Lombok Timur 15,4 ton, Sumbawa Barat 28,7
ton, Sumbawa 115,97 ton, Dompu 39,6 ton, Bima 20 ton dan Kota Bima 46 ton.
No comments:
Post a Comment