Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dalam 100 hari kerja memfokuskan pengentasan rawan pangan. Ia menegaskan, setiap provinsi memiliki tugas untuk menyelesaikan 22 juta jiwa yang dilaporkan rawan pangan.
Menurut Syahrul, setiap provinsi harus berperan dan berani menyelesaikan masalah tersebut sehingga ketersediaan pangan benar-benar tercukupi.
Caranya, dengan mengoptimalkan potensi sumber daya pertanian, baik peningkatan produksi maupun kualitas pangan yang bernilai gizi tinggi.
“Kalian (Kepala dinas, red) harus sama saya, kita hadapi bersama-sama. Saya katakan ini dengan serius. Oleh karna itu saya butuh kalian,” ungkap Syahrul dalam rapat Pemantapan Koordinasi dan Pelaksanaan Kegiatan Badan Ketahanan Pangan (BKP) di Gedung E Kampus Kementan, Kamis (14/11/19).
Lebih lanjut, Syahrul menjelaskan bahwa menyelesaikan masalah rawan pangan harus dilakukan melalui beberapa tahap mulai dari fokus terhadap tugas yang diemban sampai menjalankan peranan yang dimiliki.
Syahrul mengungkapkan tahapan selanjutnya yang harus dilakukan oleh dinas yakni menetapkan tujuan atau ending yang jelas sehingga sesuai dengan visi dan misi untuk pembangunan pertanian.
“Saya (Mentan) pegang ending-nya, menyediakan pangan untuk 267 juta orang. Kepala Dinas Provinsi untuk Sulawesi Selatan pegang ending 9 juta orang lebih. Kalau Kabupaten Gowa karena saya pernah menjadi bupati, pegang ending 430 ribu orang. Itu ending kita,” tegas Syahrul.
“Tidak ada yang bisa jalan sendiri. Sinergitas itu penting, oleh karena itu perbaiki arah dan program kegiatan kalian. Perlihatkan saya 100 hari dari sekarang apa yang kalian lakukan,” imbuhnya.
Syahrul pun mengimbau supaya semua kepala dinas yang hadir memiliki pemikiran yang sama yakni membawa pertanian Indonesia makin maju.
Ia menilai, dengan pendekatan teknologi dan mekanisasi, sektor pertanian yang jadi salah satu penyumbang utama kebutuhan pokok Indonesia akan dapat diperbaiki.
Indonesia, lanjutnya sudah punya modal yang kuat untuk menerapkan kemajuan teknologi pada sektor pertanian. Terlebih, sebagian besar penduduk Indonesia berasal dari masyarakat agraris.
No comments:
Post a Comment