Jakarta – Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Hak Asasi Manusia (Menko Polhukam) Mahfud MD menilai kelompok teroris telah mengubah pola tindakan mereka dalam menjalankan aksinya. Hal ini tergambar dari aksi yang dilakukan selama beberapa tahun terakhir.
Menurur Mahfud, sebelumnya aksi teror yang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia selalu dilakukan oleh laki-laki dewasa dan cukup berumur. Namun, saat ini teror melibatkan kaum perempuan, bahkan anak-anak. Pelibatan kaum perempuan dapat dilihat dari kasus teror yang terjadi di Sibolga dan Jawa Timur beberapa waktu lalu.
“Jadi yang sekarang (melibatkan) perempuan. Yah di Sibolga perempuan meledakkan diri. Kemudian pak Wiranto, ada perempuan. Di Jawa Timur ada perempuan dan anak-anak,” kata Mahfud MD usai menghadiri Seminar di Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara (Sumut), Selasa (26/11/2019).
Untuk menekan sebaran radikalisme, khususnya di kalangan milenial, Mahfud mengungkapkan, saat ini pemerintah sudah menyiapkan sejumlah langkah. Hal itu dituangkan dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) dari 11 instansi pemerintah.
“Melalui SKB 11 instansi pemerintah, radikalisme diharapkan dapat ditekan sejak dini. Jadi ada nanti yang dari tindakan hukum, tindakan pendidikan, tindakan agama, sosial. Ini dalam rangka menanggulangi radikalisme,” kata Mahfud.
Mahfud mengklaim saat ini tindakan radikalisme sudah jauh berkurang dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini karena pemerintah terus berupaya mengantisipasi isu-isu yang mengarah pada radikalisme.
“Nah, itu perlunya SKB 11 instansi pemerintah itu. Agar semua lini yang bisa menimbulkan tindakan radikal itu bisa diatasi,” ujarnya.
No comments:
Post a Comment