JAKARTA - Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menyimpulkan stabilitas sistem keuangan Indonesia tetap terkendali di kuartal III-2019. Komite ini diketuai oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan terdiri dari Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, Ketua Dewan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso, dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Halim Alamsyah.
Berikut adalah hasil pantauan KSSK mengenai kondisi ekonomi Indonesia:
- Pertumbuhan Ekonomi
Ketidakpastian global yang dipengaruhi ketegangan hubungan dagang AS-China menyebabkan penurunan volume perdagangan dan revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia diikuti dengan melemahnya harga komoditas dan tekanan inflasi. Sehingga berbagai negara merespons perkembangan ini dengan melonggarkan kebijakan moneter dan memberikan stimulus fiskal, yang kemudian mendorong masuknya aliran modal ke negara berkembang, termasuk Indonesia.
"Dari sisi domestik, pertumbuhan ekonomi masih tetap baik meskipun kontraksi kinerja ekspor perlu mendapat perhatian karena berdampak pada kinerja konsumsi rumah tangga dan investasi," kata Sri Mulyani.
- Neraca Pembayaran Indonesia
KSSK juga menyebut Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) di kuartal III-2019 diperkirakan membaik didukung oleh surplus transaksi modal dan finansial serta defisit transaksi berjalan yang terkendali. Cadangan devisa juga masih berada jauh di atas standar kecukupan internasional.
"Kinerja NPI yang membaik berdampak pada nilai tukar rupiah yang menguat," kata Sri Mulyani.
- Inflasi Stabil
Tingkat inflasi terkendali pada level yang rendah dan stabil di dalam target 3,5+1%. Ketahanan ekonomi tersebut mendukung stabilitas sistem keuangan.
- Rasio Perbankan
Ketahanan perbankan terjaga, likuiditas memadai, serta pasar uang yang stabil. Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) yang tinggi dan risiko kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) yang tetap rendah. Kecukupan likuiditas tetap baik, tergambar dari rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang tinggi.
Menurut Sri Mulyani, koordinasi kebijakan KSSK akan terus diarahkan untuk mempertahankan stabilitas sistem keuangan, sehingga tetap mendorong momentum pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi.
"Selain itu, sinergi kebijakan juga diarahkan untuk memperkuat ketahanan eksternal melalui berbagai upaya meningkatkan ekspor barang dan jasa, serta menarik aliran masuk modal asing, termasuk penanaman modal asing," jelas Sri Mulyani.
(kmj)
No comments:
Post a Comment