Papua - Nama Joko Widodo mulai menjadi sorotan ketika terpilih menjadi Walikota Surakarta. Awalnya publik menyangsikan kemampuan pengusaha mebel ini untuk memimpin dan mengembangkan kota Surakarta, namun beberapa perubahan penting yang dibuat untuk membangun Surakarta di tahun pertama kepemimpinannya menepis keraguan ini.
Diawali dengan branding, di bawah kepemimpinan Jokowi kota Surakarta atau yang sering disebut dengan Solo punya slogan ‘Solo: The Spirit of Java’ yang mendasari semangat warga Solo untuk mengembangkan kotanya.
‘The Spirit of Java’ Ini bukan sekedar branding, sejak tahun 2006 lalu kota Surakarta telah menjadi anggota Organisasi Kota-kota Warisan Dunia. Dengan keanggotaan tersebut, di tahun berikutnya (2007) Solo menjadi tempat Festival Musik Dunia (FMD) yang diadakan di Benteng Vastenburg. Penyelenggaraan event ini membawa misi penyelamatan situs bersejarah karena benteng tersebut terancam akan digusur untuk kepentingan bisnis. Bahkan tahun 2008, Solo menjadi tuan rumah penyelenggara konferensi Organisasi Kota-kota Warisan Dunia ini.
Sebuah kota yang penuh dengan warisan budaya, di mana tak semua daerah memilikinya. Potensi wisata sangat tinggi di Kota ini, namun sudah bertahun-tahun pembangunan kota malah jalan di tempat bahkan mundur. Mal-mal justru dibangun mengesampingkan pasar tradisional.
“Kami menemukan motto ‘The Spirit of Java’ melalui perjalanan menerobos ide. Karakter kecantikan Jawa. Keagungan sejarah Jawa. Budaya kearifan khas Jawa. Itu yang menjadi landasan kami untuk menciptakan program-program yang kan dihidupkan Pemkot,” kata Jokowi dari buku official memoar book ‘Jokowi: Memimpin Kota Menyentuh Jakarta’ karya Alberthiene Endah.
Dengan motto tersebut rupanya masyarakat Solo menyambut positif spirit yang didengungkan. Dengan cepat pembangunan dilakukan nyaris tak terhambat soal investasi. Menurut Jokowi sudah seharusnya pemimpin daerah tak alergi dengan investasi, karena dengan itu sebuah kota dapat dibangun.
Sukses di Solo kemudian Jokowi menang di kontestasi Pilkada Gubernur DKI Jakarta 2012, namun kali ini dia tidak membuat branding lagi misalnya ‘The Spirit Of Indonesia’. Jokowi langsung tancap gas, berbagai program terobosan untuk mengatasi permasalahan klasik Jakarta seperti kemacetan dan sampah hingga banjir mulai dibangun.
Namun karena kerja cepatnya yang efiesien, terarah dan terukur, Jokowi kemudian didaulat menjadi Presiden Indonesia pada tahun 2014. Semangat Jokowi untuk terus membangun, akhir menemukan wilayah yang luas dan sangat besar seperti Indonesia. Permasalah klasik Indonesia pun mulai dibabatnya. Gerbong birokrasi yang lambat dibenahi, aturan yang mempersulit dipangkas, hingga penegakan hukum kepada para mafia pangan dan mafia perdagangan maupun mafie proyek pemerintah yang merugikan rakyat dan negera.
Kinerja dan semangat Jokowi sejak meraih kedudukan sebagai Presiden tentu menggetarkan lawan politiknya. Peraihan rekor pilada tertinggi di Solo membuat lawan politiknya lalu berkata ‘Jokowi harus dipisah dari rakyat bagaimanapun caranya’.
Ujaran kebencian dan hoax serta disinformasi pun mulai merebak di media sosial, sasarannya tentu agar dapat membendung laju elektabilitas Jokowi menuju hak konsitusinya untuk melanjutkan periode kedua di tahun 2019 ini.
Tapi setelah rakyat kembali memberi mandat kepada Presiden Jokowi dari hasil pemilihan presiden dan wakil presiden 2019, semangat juang Presiden Terpilih Jokowi untuk mewujudkan Indonesia yang lebih maju, dengan optimis dan selalu siap menghadapi tantangan kini tak sendiri lagi.
Capres Prabowo Subianto yang menjadi saingannya sejak Pilpres 2014 akhirnya bergabung dan ikut mendukung semangat Jokowi untuk terus mewujudkan Indonesia Maju. Dua Peserta Pilpres 2019 kini bersama-sama satu semangat dan tujuan untuk mengutamakan kepentingan bangsa dan negara.
Semangat pembangunan infratruktur akan dilanjutkan pembangunan Sumber Daya Manusia, reformasi birokrasi, peningkatan kesejahteraan rakyat dan perlawanan terhadap kebangkitan radikalisme di Indonesia kini didukung penuh oleh seluruh rakyat Indonesia
“Semangat itu adalah bersatu untuk bergerak berjalan dalam perubahan yang penuh optimisme menatap masa depan,” kata Presiden saat Pidato Kenegaraan dalam Sidang Tahunan MPR di Gedung Nusantara, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Jumat (16/8/2019), seperti dalam keterangan tertulisnya.
Semangat inilah, lanjut Jokowi, yang menghantarkan Indonesia menuju kemerdekaan, berdaulat, dan berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia. From The Spirit Of Java To The Spirit Of Global.
Presiden mengatakan, meski sekarang bangsa ini menghadapi tantangan yang berbeda, namun semangat persatuan dari para pejuang itu harus tetap menyala di hati kita semua.
Semangat Jokowi adalah Semangat Pejuang yang harus hidup seribu tahun lagi.
Sumber: https://bidikdata.com
No comments:
Post a Comment