Para provokator di Tanah Papua lagi gencar-gencarnya memanfaatkan situasi Papua yang belakangan kemarin rusuh.
Bahkan para bandit bayaran itu menyebut ketidakhadiran Presiden Joko Widodo di tengah kemelut yang sedang terjadi di Papua dan Papua
Barat memperlihatkan ketidakmampuannya menangani persoalan. Juga memperlihatkan ketidaktulusannya selama ini membangun Papua.
Hal ini cukup berbayaha karena penggiringan opini jelas akan merusak pemikiran masyarakat yang selama ini telah nyata merasakan pembangunan di bumi Cendrawasih.
Parahnya lagi mereka secar berani dan vulgar menyerukan tolak pelantikan Presiden Jokowi pada 20 Oktober mendatang.
Seruan penolakan itu beredar luas melalui sebuah video yang disebar ke media sosial WhatsApp.
Adapun orator dalam video tersebut adalah seorang pendeta bernama Simon. Ia adalah provokator yang harus ditangkap karena ingin merusak konstitusi yang sudah disepakati dalam kehidupan bernegara.
Ditambah lagi para pendemo dalam video tersebut adalah pendemo bayaran yang kurang kerjaan.
Video tersebut lantas mendapat ragam komentar dari warganet. Mereka menyebut dan meminta agar aparat bertindak cepat dan menangkap sang provokator.
“Tangkap aja, provokator yang mau merusak konstitusi yang sudah disepakati dalam bernegara.” tulis Zulham di kolom Babe.
“Kalau tidak ngerti Undang-undang, keluar saja kau dari NKRI ini.” kata Op Alisha Manroe.
“Pendemo bayaran, ngapain pula.” komen Totopangarso.
Dalam situasi saat ini masyarakat harus mewaspadai provokator-provokator yang akan memanfaatkan situasi untuk menyalahkan Jokowi atas apa yang terjadi di Papua saat ini serta menggiring opini untuk menolak pelantikan Jokowi.
No comments:
Post a Comment