Presiden Jokowi akhirnya meresmikan pabrik Esemka yang berada di Desa Demangan, Boyolali, Jawa Tengah. Namun saat diluncurkan pertamakalinya mobil pickup Esemka Bima itu lawan-lawan politik Jokowi tak berhenti menyerang.
Diantara lawan-laawan politik Jokowi mengatakan bahwa Esemka hanya gimmick politik Jokowi ketika menjabat sebagai Wali Kota Solo. Bahkan lebih dari itu bahwa peresmian tersebut juga merupakan pencitraan dirinya.
Setelah sekian tahun, isu Esemka ini menjadi senjata lawan untuk menyerang Jokowi. Menuduh Jokowi sebagai pembohong. Esemka yang dikatakan akan dijadikan mobil nasional itu tak kunjung direalisasikan. Jokowi pun menjadi sasaran empuk serangan pihak lawan terkait mobil Esemka ini.
Jokowi pun membuktikan bahwa Esemka yang digadang-gadang akan menjadi mobil nasional itu benar-benar ada. Walaupun pemiliknya mengakui bahwa Esemka bukan mobil nasional.
Tentunya dengan peluncuran perdana pickup Esemka Bima menandakan bahwa Indonesia sudah dapat memproduksi kendaraan operasional dengan sepenuhnya suku cadang 95 persen buatan lokal.
Presiden Jokowi mengatakan bahwa dirinya tidak memaksa orang untuk membelinya.
“Saya tidak ingin maksa pada bapak ibu dan saudara-saudara semuanya untuk beli, tapi kalau lihat produknya tadi saya sudah buka, sudah coba, sudah lihat, sudah tes memang wajib kita beli barang ini. Kalau beli barang dari produk lain ya kebangetan apalagi yang impor,” ucapnya.
Komentar yang bisa dikatakan tak bermutu pun berdatangan dengan berbagai kemasan. Mulai dari sebutan mobil China hingga sindiran kenapa Presiden Joko Widodo tidak menggunakan Esemka sebagai kendaraan Kepresidenan.
Media sosial pun juga diramaikan soal mobil Esemka yang dinilai mirip dengan mobil asal China. PAN menilai polemik soal mobil Esemka ini harus segera diakhiri. Karena itu, PAN meminta pihak PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka) menjelaskan detail soal produksi Esemka.
“Polemik soal mobil Esemka ini harus diakhiri. Harus dimulai dari keterbukaan pihak manajemen mobil Esemka. Mereka perlu menjelaskan berbagai hal terkait produksi mobil Esemka tersebut. Pihak manajemen dituntut untuk menjelaskan investor yang terlibat, tenaga ahli yang bekerja, sistem distribusi dan pemasaran, serta hal-hal lain yang perlu diketahui masyarakat,” kata Wasekjen PAN Saleh Partaonan Daulay kepada wartawan, Sabtu (7/9/2019).
Sementara Ketua DPP PAN, Yandri Susanto menyebut miripnya mobil Esemka Bima dengan salah satu produsen mobil China, Changang dikatakannya perlu dijelaskan asal usul mobil Esemka Bima yang baru saja diluncurkan di Boyolali, Jawa Tengah itu.
“Rakyat harus dikasih info yang benar jangan hanya pencitraan,” ujar Ketua DPP PAN, Yandri Susanto kepada seperti dilansir dari RMOL, Minggu (8/9).
Mobil Esemka jelas tidak ada kaitan dengan pencitraan politik Presiden Jokowi. Mobil Esemka memang bukan mobil nasional tetapi sebagai produk dalam negeri kehadirannya memberi efek penting bagi perekonomian.
Esemka akan memberikan efek berantai bagi industri pemasok otomotif lokal lainnya sehingga semua pihak harus mendukung keberadaan mobil Esemka bukan sebaliknya nyinyir yang tidak jelas.
Munculnya ragam kritikan hingga nyinyiran terhadap munculnya mobil Esemka dari barisan sakit hati seperti PAN jelas tak akan membawa
Indonesia lebih maju. Seharusnya PAN memberikan dukungan terhadap industri lokal dan mendukung Presiden Jokowi memajukan industri otomotif nasional, bukan justru di bully dan dimaki tanpa melakukan kontribusi apapun terhadap kemajuan negara.
Sikap nyinyir yang berulang-ulang dan digoreng-goreng semakin mencerminkan PAN tidak menghargai produk lokal.
No comments:
Post a Comment