Beberapa pekan lalu kondisi di Papua dan Papua Barat memanas usai aksi rasialisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu, 17 Agustus 2019. Demo berujung kerusuhan muncul di Papua dan Papua Barat.
Hal itu terus mendapat sorotan dari semua kalangan tak terkecuali Majelis Ulama Indonesia (MUI).
MUI mengatakan semua pihak perlu melakukan pendekatan yang menyentuh nilai-nilai di daerah setempat. Dengan begitu, masyarakat merasa nyaman dan malah menambah persatuan, pertemanan, dan keeratan.
Ketua Komisi Dakwah MUI Cholil Nafis menyebut pendekatan budaya lokal harus dijalankan di Papua. Langkah ini kata dia dipercaya bisa mempererat persatuan kesatuan pascakonflik “Pendekatan budaya kearifan lokal sangat diperlukan di Papua,” katanya di Kantor MUI Pusat di Jakarta, Jumat (6/9/2019).
Selain itu, kata dia, pemerintah juga perlu terus melakukan pembangunan sumber daya manusia (SDM) di Tanah Papua. Ini sesuai dengan misi Presiden Joko Widodo, yakni membangun SDM yang unggul menuju Indonesia maju.
Adapun program prioritas yang perlu dilakukan adalah terus mengembangkan pendidikan di daerah Papua.
“Baik pada program pendidikan intelektual, skill, atau yang mengarah pada pola pengembangan keindonesiaan,” ujarnya.
Ia pun optimistis dengan memajukan SDM, percepatan pembangunan di Papua dapat terwujud. Karena kata dia tidak mungkin satu daerah bisa maju hanya dengan kekayaan alamnya.
“Di mana pun daerah yang maju, itu karena ada SDM yang hebat,” ucapnya.
No comments:
Post a Comment