Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Seminar Nasional dengan mengangkat tema, “Pancasila sebagai Platform Pembangunan Manusia dan Kebudayaan,” di Auditorium GPH Haryo Mataram Universitas Sebelas Maret, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Senin (19/8).
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPIP Haryono menegaskan, bahwa pembangunan bangsa sesuai Pancasila, menurut Haryono, di masa depan bukan hanya milik orang tua tapi juga anak muda. “Kami punya pogram Mutiara Pancasila. Salah satunya saat meninjau apa yang dilakukan oleh penemu ikan mujaer yang melakukan eksperimen sebanyak 11 kali sebelum sukses,” ujarnya.
Inovasi dan daya cipta, menurut Haryono, untuk menjadikan Indonesia maju di masa depan.
Sementara itu, Wakil Gubernur (Wagub) Provinsi Jawa Tengah Taj Yasin Maimun dalam sambutan menyampaikan apresiasi terkait forum seminar kali ini. “Pancasila platform pembangunan. Pancasila sesuai dengan karakter Bangsa yang terdiri dari berbagai suku yang hidup dan berkembang di Indonesia,” ujarnya.
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, menurut Wagub, sudah lengkap yakni keagamaan, kemanusiaan, persatuan, permusyawaratan, dan keadilan sosial yang kesemuanya tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
“Ibarat sebuah rumah, Pancasila adalah pondasinya dan tiangnya adalah UUD 1945,” tambah Wagub.
Sebagai ideologi terbuka, menurut Wagub, Pancasila sebagai sumber semangat untuk menghadapi krisis dan tantangan persatuan. Pancasila juga sebagai landasan berpolitik dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia (HAM).
“Sistem ekonomi Pancasila harus dikembangkan berdasarkan asas kekeluargaan,” ujar Wagub seraya menyampaikan bahwa harus menghindari sistem ekonomi monopoli.
Sementara sistem pertahanan dan keamanan semesta, menurut Wagub, diselenggarakan secara terarah, berlanjut dan dilaksanakan untuk melindungi rakyat.
Generasi muda, lanjut Wagub, diharapkan memiliki kemampuan dan tanggap sesuai cita-cita pembangunan sesuai Pancasila.
Sesi Diskusi
Saat diskusi sesi pertama, Sudhamek menjelaskan tentang karakteristik pemimpin Pancasila yang mau belajar dan memiliki sikap gotong royong.
Pada kesempatan materi lainnya, Yuniarto Wijaya menyampaikan bahwa salah efek pertarungan politik identitas berada di perkotaan atau kaum terdidik.
“Saat krisis keuangan, pasca krisis akan menemui keseimbangan lagi namun hingga kini belum mencapai titik keseimbangan secara global,” ujar Yunarto seraya menyampaikan kegalauan berada di kelas menengah dan ke atas.
Sebagai informasi acara seminar kali ini juga berlangsung di 12 titik lokasi sekitar kampus UNS.
Turut hadir dalam acara kali ini Wagub Jateng Taj Yasin Maimun, Dewan Pengarah BPIP Sudhamek dan Wisnu Dana, Plt. Kepala BPIP Haryono, Rektor UNS Jamal Wiwoho, Budayawan Taufik Kahzen, Peneliti Yunarto Wijaya, Tokoh masyarakat Jack Harun, Inspektur Setkab Wawan Gunawan, dan Karo Umum Setkab Suparti.
No comments:
Post a Comment