Dua putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep masuk bursa calon wali kota Solo. PKS bicara kemungkinan apakah pihaknya berminat mengusung putra Jokowi ke Pilwalkot Solo 2020.
“Gibran dan Kaesang masuk radar PKS,” kata Sekretaris Bidang Politik Hukum dan Keamanan DPP PKS, Suhud Alynudin, kepada wartawan, Sabtu (27/7/2019).
Suhud mengenang masa-masa Jokowi pada perhelatan Pilkada Solo 2010 silam. Saat itu, PKS ikut mengusung Jokowi-FX Hadi Rudiyatmo. Saat itu, Jokowi-Hadi menang dengan raihan 90 persen suara. Dia mengalahkan pasangan Eddy S Wirabhumi-Supradi Kertamenawi yang diusung Partai Demokrat dan Partai Golkar. Bisa saja hubungan baik PKS dengan ‘pihak’ Jokowi itu terulang di 2020, bisa juga tidak.
“Kita lihat nanti. Karena dulu saat di Solo, PKS pernah mengusung Pak Jokowi,” kata Suhud
Dilansir detik.com, menurut Mardani Ali Sera, PKS sudah punya tradisi untuk mengusung nama yang diusulkan pengurus cabang daerah. Mardani percaya DPD PKS Solo mencermati dinamika yang ada. Bicara tentang Gibran dan Kaesang, Mardani justru tidak percaya mereka berminat terjun ke politik. “Anak Jokowi-nya juga nggak minat maju,” kata Mardani.
Mardani berpandangan lebih baik partainya mengusung kader parpol yang sudah teruji. Sedangkan Gibran dan Kaesang hingga saat ini belum dikenal sebagai tokoh parpol. “Anak muda bagus dimajukan. Tapi baik juga dahulukan mereka yang sudah berkecimpung dengan partai atau sukses membangun institusi. Plus berbasis merit system,” kata Mardani Sumber. Basis merit system artinya berdasarkan kualitas, kualifikasi, kompetensi dan kinerjanya.
Entah apa yang dibenak Mardani sampai ngomongin anaknya Jokowi atau siapa? Melihat sejarah Mardani dalam Pilkada DKI Jakarta, maka atas hal ini berkesimpulan bahwa Mardani ini keceplosan (sengaja?) ngomongin Anies. Ngomongin nasib jelek Mardani sendiri dalam sejarah Pilkada DKI Jakarta. Jadi dulu, awalnya Mardani ini lah yang diusung PKS untuk mendampingi Sandiaga dalam Pilkada DKI Jakarta 2017. Sandiaga sebagai calon gubernur, sedangkan Mardani sebagai calon wakil gubernur. Namun, dengan adanya Anies, yang disokong oleh beberapa “orang besar”, Mardani terpaksa tersingkir.
Dulu di Pilkada DKI Jakarta ketika mau disandingkan dengan Sandiaga, Mardani sudah siap dengan berbagai visi dan misi serta konsep-konsep yang mau dia kampanyekan. Namun, apa daya, semua jadi tidak berguna gara-gara Anies. Walaupun PKS menyebut Mardani legowo, namun sangat diyakini pasti ada ketidakpuasan di dalam hati Mardani. Seiring dengan perkembangan rezim Anies di DKI Jakarta, Diduga Mardani juga tahu bagaimana jeleknya kemampuan Anies sebagai pemimpin wilayah. Oleh sebab itu di atas tadi dia juga menyebut soal “mereka yang sudah berkecimpung dengan partai”. Karena Mardani merasa dalam hal ini dirinya jauh lebih baik daripada Anies. Mardani dong yang menggagas gerakan ganti presiden yang hebohnya ke mana-mana itu. Anies sudah bikin apa buat partai?
Memang dalam hal percaturan politik di Jakarta, seperti saya bilang, nasib Mardani ini kurang beruntung. Ketika kursi Wakil Gubernur DKI Jakarta kosong karena ditinggalkan oleh Sandiaga, Mardani pun menyentil di sana sini, agar dia masuk dalam bursa calon pengganti Sandiaga yang diajukan oleh PKS. Walaupun namanya sempat disebut, namun lepas lagi. Malah waktu itu nama Mardani mendapat komentar jelek dari mayoritas fraksi di DPRD DKI Jakarta. “Mayoritas Fraksi di DPRD DKI menolak Mardani Ali Sera. Kami sudah berkomunikasi dengan lintas Fraksi. Teman-teman menolak keras, karena merasa Mardani tidak pantas. Mardani dianggap terlalu kasar,” kata anggota Fraksi Hanura DPRD DKI Muhammad Guntur, mengungkap adanya pembicaraan lintas fraksi soal Mardani Sumber. Padahal Mardani merasa lebih lah dibanding Anies yang banyak blundernya itu.
Oleh sebab itu, Mardani bisa saja memanfaatkan momen besar macam masuknya nama Gibran dan Kaesang dalam bursa Pilwakot Solo ini, buat menyentil Anies. Kan yang diomongin Gibran dan Kaesang, Mardani tidak menyebut perbandingannya dengan siapa. Tapi, Mardani yakin bahwa pengalaman warga Jakarta selama hampir 2 tahun di bawah rezim Anies, membuat ornag-orang akan paham maksudnya
No comments:
Post a Comment