Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta semua pihak untuk memberikan
waktu terlebih dahulu kepada pihak kepolisian dalam menyelidiki jatuhnya
korban meninggal yang terjadi pada saat kerusuhan 21-22 Mei, di halaman
Gedung Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Jakarta dan sekitar,
Kamis (21/5) hingga Jumat (22/5) lalu.
“Berikan waktu terlebih dahulu kepada polisi, untuk menyelesaikan
kasus yang pembunuhannya,” kata Presiden Jokowi menjawab wartawan usai
meninjau meninjau lokasi Rehabilitasi, Peningkatan, dan Penataan Kawasan
Wisata Waduk Muara, di Nusa Dua, Kota Denpasar. Jumat (14/6) sore.
Presiden menjelaskan, penyelidikan terhadap kasus tersebut
sesungguhnya juga sudah berjalan, paralel dengan kasus juga yang
berkaitan dengan yang ada di lokasi-lokasi kerusuhan.
“Dua-duanya kerja paralel. Dan tidak hanya kepolisian, nanti bisa mengajak Komnas HAM dan yang lainnya,” ucap Presiden Jokowi.
Usulan pembentukan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Aksi 21-22 Mei
sempat dilontarkan oleh Wakil Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan
Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Feri Kusuma. Pembentukan TGPF
dimaksudkan untuk mencari dalang dari kerusuhan tersebut. Dengan
demikian, ada yang bertanggung jawab terhadap kerusuhan tersebut.
“Kami mendorong Presiden membentuk Tim Pencari Fakta peristiwa 21-22
Mei yang independen,” kata Feri di Jakarta, Rabu (12/6) lalu.
Sebelumnya Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian juga menganggap
pembentukan TGPF belum dibutuhkan. Sebab saat ini Polri sudah membentuk
tim investigasi yang dipimpin langsung oleh Irwasum Polri.
Kapolri menjamin, tim ini bisa bekerja lebih efisien, mengingat akan
lebih mudah menembus ke internal kepolisian dibanding pihak luar.
Tim investigasi Polri, menurut Kapolri, juga bekerja paralel dengan
Komnas HAM sebagai lembaga resmi yang ditunjuk undang-undang di luar
kepolisian. Kerja tim ini dianggap bisa efisien untuk mengungkap kasus
21-22 Mei.
“Kami percayakan kepada Komnas HAM dan tim investigasi untuk bisa
menembus ke dalam institusi sendiri. Karena TGPF untuk menembus sangat
sulit untuk meminta outsider. Tapi insider lebih mudah,” kata Tito di Jakarta, Kamis
No comments:
Post a Comment