Sejak lima tahun lebih ini bangsa Indonesia hampir terpecah belah hanya karena perbedaan politik. Saling hujat, fitnah dan sebar hoaks pun tak lagi terhindarkan.
Parahnya media sosial pun diramaikan dengan istilah “kecebong” dan “kampret”. Sudah seburuk itu kah akhlak bangsa ini?
Menurut Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Prof Masdar Hilmi, sebutan kecebong dan kampret, harus dihentikan pada momen Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah ini.
“Sebutan kecebong, kampret, toghut, dajjal harus dihentikan karena tidak mencerminkan bangsa yang berakhlakul karimah,” katanya saat menjadi khatib dalam shalat Id di Masjid Agung Al-Akbar Surabaya, Jawa Timur, Rabu (5/6/2019).
Saat ini yang terpenting untuk bangsa Indonesia adalah menjalin persatuan umat, karena hal itu adalah perintah Allah SWT sesuai yang tertulis dalam kitab suci Al-Quran.
Oleh karena itu, Masdar mengatakan, istilah-istilah itu harus hilang dari memori bangsa Indonesia bersamaan dengan berakhirnya Pilpres 2019.
Selain itu, pada momen Idul Fitri ini, masyarakat diminta tidak lagi menyebar berita bohong atau hoaks untuk kepentingan tertentu.
Masdar meminta bangsa Indonesia bertabayun jika menerima berita yang belum jelas sumber dan asal muasalnya sesuai anjuran kitab suci Al-Quran.
“Berita hoaks atau kabar hoaks menjadikan bangsa ini terombang-ambing. Berhentilah menjadi mata rantai perbuatan dosa yang merugikan bangsa sendiri,” kata dia.
No comments:
Post a Comment