Dalam kehidupan sosial politik, para elit politik harus menjadi panutan untuk menciptakan harmoni sosial di masyarakat. Elit politik semestinya tidak menggunakan rakyat untuk mencapai ambisi politik mereka, yang bisa menimbulkan perpecahan.
Kedamaian yang saat ini mengiringi sidang perselisihan hasil pemilihan umum di Mahkamah Konstitusi (MK), hendaknya dapat dipertahankan. Apabila para elit politik tidak melakukan provokasi, niscaya kerusuhan 21-22 Mei 2019 lalu tidak akan pernah terjadi. Kerusuhan tersebut merupakan manifestasi perbuatan yang sangat membahayakan rakyat hanya demi memenuhi ambisi dan syahwat berkuasa yang tak terkendali.
Ekses pemilu presiden dan pemilu legislatif 2019, berupa dikotomi yang berujung pada keterbelahan sosial akibat perbedaan pilihan politik dan berpuncak pada kerusuhan 21-22 Mei, adalah biaya politik luar biasa mahal yang harus ditanggung bangsa ini.
Oleh karena itu, kita menghargai pasangan calon presiden-wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang melalui rekaman video, telah memohon kepada segenap pengikutnya untuk menahan diri, sabar dan damai. Pasangan calon #02 juga minta para pengikutnya agar tidak ada pengerahan massa pasca putusan MK dibacakan.
Berdasarkan permintaan Prabowo tersebut, jika ada pihak-pihak yang melakukan gerakan massa, baik selama maupun pasca putusan sidang, berarti mereka bukan berasal dari kubu Prabowo-Sandiaga. Artinya, ada pihak lain, pihak ketiga yang mengail di air keruh, dan menjadi tugas aparat Polri dan TNI untuk mengatasinya.
Harapan kita kepada para elit politik adalah, hendaknya mereka mengutamakan persatuan dan menghindari perpecahan bangsa. Rakyat sebagai pemilik sah republik ini jangan sampai dikorbankan oleh para elit politik yang haus kekuasaan.
No comments:
Post a Comment