Foto: Ahmad Bil Wahid/detikcom
Jakarta - Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin menyetujui sikap Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera untuk menghentikan aksi 2019 Ganti Presiden. TKN menilai Mardani telah menunjukkan sikap kenegarawan.
"Itulah sikap politik yang benar. Pak Mardani telah menunjukkan kenegarawanannya dalam menyikapi pilihan politik rakyat yang telah menentukan pilihannya pada 17 April 2019," ujar jubir TKN Ace Hasan Syadzily, ketika dihubungi Sabtu (4/5/2019).
Ace mengatakan sikap Mardani dapat menjadi contoh pagi politisi lain yang menyerukan tagar 2019GantiPresiden. Dengan begitu, menurutnya tidak perlu lagi ada ancaman people power.
"Seharusnya sikap Mardani ini diikuti oleh koleganya yang selalu mengusung tagar #2019gantiPresiden, seperti Neno Warisman yang selama ini masih sangat aktif dalam menginisiasi Ijtima Ulama. Tidak perlu lagi ancam mengancam people power segala. Toh people power sudah dilakukan pada tanggal 17 April juga," ucapnya.
Ace pun meminta BPN agar behenti membuat narasi yang bersifat memanas-manasi rakyat. Bila menemukan kecurangan lebih baik menurutnya laporkan saja ke Bawaslu.
"Kita sudahi mengkompor-kompori rakyat dengan narasi-narasi yang tidak dapat dibuktikan. Kalau ada kecurangan dan pelanggaran pemilu, lebih baik laporkan kepada Bawaslu atau nanti ke MK," katanya.
"Sudah saatnya kita move on. Kita sama-sama bangun bangsa ini sesuai dengan peran kita masing-masing. Pasangan Jokowi-Kyai Ma'ruf insya Allah memimpin Indonesia lima ke depan. Sementara, silahkan koalisi yang lain menjadi mitra kritis pemerintahan Jokowi. Itu juga peran yang penting untuk membangun bangun bangsa," lanjut Ace.
Sebelumnya Mardani memberikan pernyataan itu sambil menanggapi soal rekonsiliasi. Ia kemudian meminta agar antar kubu tak perlu saling sahut karena Pemilu sudah selesai. Bahkan ia pun berhenti untuk menyerukan tagar 2019GantiPresiden, istilahnya adalah "mengharamkan".
"Contoh nih saya dikenal penggagas hashtag 2019GantiPresiden. Per 13 April saya sudah mengharamkan diri tidak boleh teriak lagi ganti presiden. Sudah selesai. Kenapa? Karena itu sudah hari terakhir kampanye. Sekarang apalagi, sudah selesai kompetisinya. Kita kembali normal," ujar Mardani di kompleks DPR, Jakarta, Jumat (3/5/2019).(eva/dnu)
Sumber
Jakarta - Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin menyetujui sikap Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera untuk menghentikan aksi 2019 Ganti Presiden. TKN menilai Mardani telah menunjukkan sikap kenegarawan.
"Itulah sikap politik yang benar. Pak Mardani telah menunjukkan kenegarawanannya dalam menyikapi pilihan politik rakyat yang telah menentukan pilihannya pada 17 April 2019," ujar jubir TKN Ace Hasan Syadzily, ketika dihubungi Sabtu (4/5/2019).
Ace mengatakan sikap Mardani dapat menjadi contoh pagi politisi lain yang menyerukan tagar 2019GantiPresiden. Dengan begitu, menurutnya tidak perlu lagi ada ancaman people power.
"Seharusnya sikap Mardani ini diikuti oleh koleganya yang selalu mengusung tagar #2019gantiPresiden, seperti Neno Warisman yang selama ini masih sangat aktif dalam menginisiasi Ijtima Ulama. Tidak perlu lagi ancam mengancam people power segala. Toh people power sudah dilakukan pada tanggal 17 April juga," ucapnya.
Ace pun meminta BPN agar behenti membuat narasi yang bersifat memanas-manasi rakyat. Bila menemukan kecurangan lebih baik menurutnya laporkan saja ke Bawaslu.
"Kita sudahi mengkompor-kompori rakyat dengan narasi-narasi yang tidak dapat dibuktikan. Kalau ada kecurangan dan pelanggaran pemilu, lebih baik laporkan kepada Bawaslu atau nanti ke MK," katanya.
"Sudah saatnya kita move on. Kita sama-sama bangun bangsa ini sesuai dengan peran kita masing-masing. Pasangan Jokowi-Kyai Ma'ruf insya Allah memimpin Indonesia lima ke depan. Sementara, silahkan koalisi yang lain menjadi mitra kritis pemerintahan Jokowi. Itu juga peran yang penting untuk membangun bangun bangsa," lanjut Ace.
Sebelumnya Mardani memberikan pernyataan itu sambil menanggapi soal rekonsiliasi. Ia kemudian meminta agar antar kubu tak perlu saling sahut karena Pemilu sudah selesai. Bahkan ia pun berhenti untuk menyerukan tagar 2019GantiPresiden, istilahnya adalah "mengharamkan".
"Contoh nih saya dikenal penggagas hashtag 2019GantiPresiden. Per 13 April saya sudah mengharamkan diri tidak boleh teriak lagi ganti presiden. Sudah selesai. Kenapa? Karena itu sudah hari terakhir kampanye. Sekarang apalagi, sudah selesai kompetisinya. Kita kembali normal," ujar Mardani di kompleks DPR, Jakarta, Jumat (3/5/2019).(eva/dnu)
Sumber
No comments:
Post a Comment