JAKARTA – Bertempat di ruang Garuda, Istana Bogor, Presiden Jokowi bertemu dengan sejumlah pimpinan organisasi buruh. Mereka membicarakan hal – hal terkait buruh dan hari buruh yang jatuh pada 1 Mei mendatang. Dalam pertemuan tersebut, hadir Presiden Konfederasi Perserikatan Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea, Presiden Konfederasi Serikat pekerja Indonesia (KSPI) Iqbal Said, Presiden Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera (KSBSI) Mudofir. Turut hadir pula Presiden Konfederasi Perjuangan Buruh Indonesia (KPBI) Ilhamsyah, Presiden Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi) Syaiful, dan Presiden Konfederasi Serikat Nasional (KSN) Muchtar.
Dalam pertemuan yang berlangsung tertutup itu, Jokowi didampingi oleh Menteri Tenaga Kerja Hanif Dakhiri dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. Beberapa keputusan dan kesepakatan juga telah dihasilkan oleh pertemuan antara kedua belah pihak tersebut, aliansi buruh dan pemerintah. Jokowi dan para pimpinan organisasi buruh sepakat untuk melangsungkan Hari Buruh Internasional atau May Day, pada 1 Mei 2019 nanti dengan damai.
Peringatan Hari Buruh yang identik dengan demonstrasi besar – besaran para pekerja ini diharapkan dapat diisi dengan beragam kegiatan yang positif dan tidak memancing keributan. Hal tersebut diungkapkan Presiden Jokowi setelah pertemuan bersama pimpinan organisasi buruh selesai dilaksanakan.
“May Day, yang minggu depan akan dilaksanakan, semuanya sepakat bahwa peringatan Hari Buruh akan dilaksanakan dengan cara – cara, kegiatan – kegiatan yang baik, yang memberikan ketenangan dan damai. Menurut Mantan Walikota Solo tersebut, May Day sudah seharusnya dapat dinikmati oleh kalangan selain buruh, sehingga semua pihak bisa bergembira pada hari itu.
“Kita harapkan, rakyat juga ikut merasakan kegembiraan dalam rangka merayakan hari buruh, minggu depan,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Abdul Gani selaku Presiden KSPSI, dirinya mengatakan bahwa para buruh akan menampilkan atraksi kebudayaan sebagaimana perayaan May Day tahun – tahun sebelumnya.
Pertemuan tersebut juga menghasilkan kesepakatan terkait dengan revisi peraturan pemerintah (PP) Nomor 78 Tahun 2015 tentang pengupahan. Permintaan merevisi PP 78/2015 disampaikan oleh Andi dan disepakati oleh Presiden Jokowi.
“Kami telah sepakat untuk membuat, merevisi PP78,” ujar Jokowi.
Dalam melakukan upaya perbaikan atau revisi terhadap PP 78/2015, Jokowi janjikan sistem pengupahan baru yang adil bagi pihak buruh maupun perusahaan.
“Kami harapkan dari serikat pekerja, dari buruh, senang. Tetapi juga di sisi yang lain dari perusahaan, dari pengusaha juga senang,” ujar Jokowi.
Dalam kesempatan tersebut, berbagai keluhan seputar permasalahan yang masih menjerat kalangan buruh juga disampaikan kepada Jokowi. Seperti perlindungan buruh migran, fasiltas penitipan anak di tempat kerja bagi buruh wanita, jaminan sosial tenaga kerja informal dan masalah penahanan sejumlah awak mobil tangki.
Senada dengan pernyataan Jokowi, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko juga menyampaikan bahwa Presiden akan memperhatikan pihak penyedia kerja dan pekerja.
“Presiden sangat memperhatikan itu, intinya bagaimana buruh tak ada yang dirugikan, tapi di sisi lain ada juga kepastian bagi pengusaha agar tak dirugikan,” tutur Moeldoko.
Perlu diketahui bahwa Said Iqbal merupakan pendukung Prabowo Subianto pada Pilpres 2019. Ia juga sempat mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo pada 1 Mei 2018, namun dengan tangan terbuka Jokowi berkenan untuk bertemu dengan para perwakilan buruh termasuk Said Iqbal. Hal ini tentu menjadi salah satu poin plus dimana Presiden Jokowi menunjukkan keberpihakan kepada rakyat tanpa memandang unsur politis. Selain itu, pertemuan tersebut juga menunjukkan kedewasaan politk dan menjadi pendidikan politik yang baik bagi masyarakat. Dalam pertemuan tersebut juga mengandung pesan, dimana perbedaan pandangan politik bukan berart bermusuhan secara personal.
“Pertemuan Said Iqbal dengan Pak Jokowi merupakan pesan bagi masyarakat di Tanah Air bahwa situasi kondusif di tengah panasnya situas politik di Indonesia,” Ujar Andi.
Andi juga mengatakan bahwa Said dan Jokowi menunjukkan kedewasaan serta kematangan di dalam berpolitik secara khusus dan bernegara secara umum. Dirinya juga berharap agar pertemuan tersebut dapat menjadi teladan bagi rakyat Indonesia. Selain itu dirinya juga berharap agar pertemuan ini justru tidak ditafsirkan secara politis. (*)
No comments:
Post a Comment