Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko menyatakan indeks kerawanan Pemilu (IKP) 2019 meningkat dari tahun sebelumnya. Hal itu kata dia yang jadi faktor penyebabnya adalah maraknya penyebaran hoaks.
Sebelumnya, Badan Pengawans Pemilu (BawAslu) merilis IKP 2019 berada di skor 49,63, naik dari indeks di 2018 yang mencapai skor 49,00.
“Ya kalau itu (hoaks) situasi itu (kerawanan) bisa terjadi. Tapi bahwasannya kita juga tidak perlu khawatirlah ya karena KPU bisa menyelenggarakan 171 pilkada kemarin, semuanya berjalan baik ya,” kata Moeldoko saat ditemui usai Peluncuran Indeks Kerawanan Pemilu 2019 di Kantor Bawaslu, Jakarta, Selasa (9/4).
Meski IKP 2019 meningkat, Moeldoko meminta masyarakat tak perlu takut dengan maraknya hoaks. Karena, KPU diyakini berpengalaman dalam menyelenggarakan pemilu yang aman dan adil.
Terkait kerawanan di beberapa daerah yang masih tinggi, seperti Papua dan Yogyakarta, Moeldoko menyebut TNI dan Polri sudah disiagakan.
“Saya pikir sudah dari pihak kepolisian, aparat-aparat, sudah antisipasi dengan baik untuk itu. Mulai dari pengorganisasian ya, pengamanan sudah dijalankan, berikutnya latihan-latihan untuk menghadapi situasi sudah dijalankan,” ujarnya.
Sebelumnya, Bawaslu merilis data terbaru terkait IKP. Dari data itu, ada kenaikan dari tahun sebelumnya. Salah satu poin yang disoroti adalah penyelenggara yang rawan tak independen.
Dalam data IKP, dimensi penyelenggara pemilu adalah elemen paling rawan dengan skor 54,22. Disusul dimensi kontestasi terkait parpol 53,81, dimensi partisipasi politik 47,94, dan dimensi konteks sosial politik 42,54.
“Ini pengingat bagi kita semua, KPU maupun Bawaslu, dimensi penyelenggaraan pemilu yang bebas dan adil tingkat kerawanannya di antara empat dimensi paling tinggi,” kata Anggota Bawaslu Mochammad Afifuddin di Kantor Bawaslu, Jakarta, Selasa
No comments:
Post a Comment