JAKARTA - Pancasila tidak pernah lekang oleh perubahan zaman. Tidak terkecuali saat tren digital mulai mengubah dunia. Bagi masyarakat millenial, gotong royong bisa dirasakan sebagai ‘shared economy’.
“Shared economy merupakan bentuk gotong royong dalam ekonomi digital,” kata Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informasi.
Ekonomi digital sekarang sebenarnya melanjutkan pesan goyong royong dari Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno. Bung Karno pernah mengatakan “Gotong Royong adalah paham yang dinamis,” kata Rudi mengutip. Prinsip tersebut terasa dalam industri digital saat ini.
Rudi memberi contoh, saat ini makin jarang orang membeli tiket pesawat di travel agen atau pesan hotel dengan perantara travel agen. Kini semua sudah diurus dalam aplikasi. Mereka bekerja dalam kolaborasi mulai dari dapur hingga ujung tombak. Startup seperti ini merupakan bentuk kreatif dari Pancasila.
“Saya yakin, semua sudah dipermudah dengan gadget-nya masing-masing,” katanya.
Kolaborasi atau gotong royong ini disalurkan melalui ekonomi digital. Bayangkan apabila seluruh lapisan sudah berkolaborasi dengan baik. Kemudian, jumlah yang kolaborasi juga banyak. Indonesia akan semakin berkembang dalam dunia ekonomi.
Pemahaman lanjut dari Pancasila itu menjadi topik dalam diskusi yang digelar di Kantor Staf Presiden, Jumat (29/3/2019). Diskusi bersama media itu mengambil tema “Pancasila sebagai Ideologi Kreatif”.
Selain Rudiantara, hadir narasumber lainnya. Seperti Dr. Karjono (Sekretaris Utama BPIP), Ahmad Alamsyah Saragih (Anggota Ombudsman RI), dan Dr. Awaludin Tjalla (Kapuskur Kemendikbud RI). Bertindak sebagai moderator dalam diskusi tersebut Deputi V Kantor Staf Presiden, Jaleswari Pramodhawardani.
Pendapat Rudi diamini Ahmad Alamsyah Saragih dari Ombudsman. Dia mengingatkan saat ini bangsa Indonesia sedang menghadapi era perubahan. Bukan hanya perubahan fisik tetapi juga perubahan nilai. “Jadi pemerintah, dalam hal ini melalui Kemenkominfo dan Kemendikbud, bertugas bukan hanya membangun fisik, tetapi juga membangun nilai,” dia mengingatkan.
Dr. Awaludin Tjalla pada kesempatan tersebut menyampaikan komitmen pemerintah untuk menguatkan Pancasila. Termasuk dalam bidang pendidikan. Pancasila sebagai ideologi negara tetap akan diajarkan dan dipahami di sekolah. “Hal ini juga sekaligus mencegah ideologi transnasional masuk ke sekolah dan mempengaruhi anak-anak didik dan lebih jauh masyarakat kita,” kata Awaludin.
Dr. Karjono, Sestama BPIP, pada kesempatan yang sama menyampaikan pentingnya menjaga semangat dan komitmen bersama dalam mengamalkan Pancasila. “Pemerintah berada di garda terdepan untuk menjaga, menjalankan, dan membumikan Pancasila,” katanya.
(kha)
No comments:
Post a Comment