Pemuda Sumbawa mendukung upaya pemerintah dalan memberantas segala bentuk berita hoax. Sebagai wujud dukungan tersebut, Pemuda Sumbawa menyatakan dukungan kepada Jokowi-Ma’ruf pada Pilpres 2019.
Dukungan tersebut terungkap saat Lembaga Riset dan Survey, Alfa Research Center (ARC) menggelar dialog iteraktif melibatkan pelajar, mahasiswa dan kaum muda. Kegiatan yang dihadiri sekitar 150 peserta itu digelar di aula hotel Sernu Raya, Jumat (15/3) lalu.
ARC menghadirkan narasumber dari sejumlah partai besar. Antara lain PPP, Nasdem, PBB, PKB, PDI Perjuangan dan Golkar. Dialog yang bertajuk ‘Dari Sumbawa untuk Indonesia Satu: Selamatkan Kaum Milenial dari Berita tanpa Fakta’ itu dipandu langsung oleh Direktur ARC yang juga dosen di salah perguruan tinggi, Hendra Gunawan.
Dalam dialog tersebut, masing-masing Narasumber mengungkapkan pendapatnya terkait isu-isu hoax serta danpak negatifnya bagi masyarakat, dan kaum milenial khususnya.
Salah satu contoh kasus yang mengemuka yakni kasus hoax penganiayaan Ratna Sarumpaet hingga isu kertas suara tujuh kontainer yang coba dimainkan oleh salah satu paslon.
Salah satu narasumber menilai bahwa penyebaran hoax adalah tindakan keji dalam berdemokrasi.
”Hoax adalah salah satu upaya jahat. Puncak hoax saat kita termakan oleh berita tersebut,” kata Politisi Nasdem, Joni Firmansyah.
Sementara itu, politisi dari Partai Golkar Ahmadul Kusasi, juga mengungkapkan hal senada. Menurutnya hoax didesain untuk mempengaruhi pemilih. Terutama kaum milenial.
Oleh karenanya, Madul mengingatkan supaya kaum milenial berhati-hati. Jangan menelan berita mentah-mentah tanpa mencari tau kebenaran berita tersebut.
”Sasaran tembak hoax adalah kaum milenial. Karena yang lebih banyak menggunakan medsos adalah kaum milenial,” kata Madul.
Politisi PPP, Dedi Susanto, S.Pd.I menegaskan, hoax semakin meluas. Parahnya lagi, aktor dibalik berita bohong tersebut membawa isu agama. Misalnya, kasus penistaan agama, diskriminasi ulama hingga pemimpin kafir.
Dedi mengaku perihatin, ketika masyarakat termakan dengan hoax tersebut. Salah satu akibatnya yakni menghujat pemimpinnya bahkan berujung fitnah terhadap pemimpin yang dipilihnya secara demokratis.
”Taatlah kepada Allah, taatlah kepada rasul dan taatlah kepada pemimpin-pemimpinmu,” kata Dedi, mengutif salah satu hadits.
Politisi PKB, Sukriadi Tabri juga mengingatkan bahwa hoax mengancam generasi muda. Terlebih menjelang Pilpres seperti saat sekarang ini.
Oleh karenanya, pemuda harus melihat situs berita, cek kebenarannya sebelum berita tersebut dishare.
Sekretaris PBB, Wahyudi Dirgantara mengingatkan bahwa penyebar hoax dapat dikenakan sanksi pidana.
Dalam Undang-undang nomor 11 tahun 2008 pasal 27 ayat 3 menyebutkan, melarang setiap orang dengan sengaja dan tanpa hal mentransmisikan informasi elektronik dan dukumen elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan pencemaran nama baik.
Dialog tersebut diakhiri dengan deklarasi. Mengecam segala bentuk ujaran kebencian, berita bohong atau hoax. Mendukung upaya pemerintah dalan memberantas segala bentuk berita hoax. Mendukung penyelenggaraan negara di bawah kepemimpinan Presiden Ir. H. Joko Widodo. (Red)
sumber :
https://metrontb.com/gelar-dialog-pemuda-sumbawa-dukung-jokowi-maruf-pada-pilpres-2019/
No comments:
Post a Comment