Jakarta - Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mengimplementasikan Regulasi Kesehatan Internasional (IHR) tahun 2005 yang digagas oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam rangka menciptakan keamanan kesehatan masyarakat secara global.
Dalam keterangan pers Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan yang diterima di Jakarta, Senin, Menko PMK Puan Maharani mengatakan Indonesia berkomitmen untuk mengimplementasikan International Health Regulation (IHR) 2005.
"Kami telah melakukan Joint External Evaluation IHR 2005 pada bulan November 2017 dan menerima rekomendasi lebih lanjut untuk meningkatkan kapasitas kami dalam mengimplementasikan IHR,” kata Puan saat melakukan pertemuan bilateral dengan Dirjen WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyeus, di sela-sela acara WHO Executive Board (EB) ke 144 di Jenewa, Swiss.
Puan mengatakan Indonesia telah melakukan kerja sama lintas sektor dengan pendekatan One Health untuk mengembangkan Rencana Aksi Nasional (RAN) terkait Kemananan Kesehatan. “Kami telah memfinalisasi Rencana Aksi tersebut pada bulan Desember 2018,” kata dia.
Menko PMK mengundang peran WHO dalam membangun partisipasi multisektor, termasuk sektor pertanian, perikanan, lingkungan dan kehutanan serta pertahanan dan kemanan.
Hal ini didasari setelah Pertemuan Tingkat Menteri Global Health Security Agenda (GHSA) ke-5 pada tanggal 6-8 November 2018 di Nusa Dua Bali lalu, yang menghasilkan dua Dokumen penting yaitu GHSA Framework 2024 dan GHSA Bali Declaration. Pada pokoknya, kedua dokumen tersebut berisikan komitmen memperkuat kerja sama pada tingkat nasional, regional dan global, guna mencapai keamanan kesehatan.
"Kami mengundang WHO untuk memberikan dukungan teknis serta penyelenggaraan One Health e-Training untuk para pejabat Indonesia dari berbagai kementerian-lembaga terkait,” kata Puan.
Menko Puan juga berkesempatan menjelaskan program Jaminan Kesehatan Nasional yang dijalankan Indonesia telah mencapai sekitar 215 juta orang, atau sekitar 81 persen dari total populasi di Indonesia. “Kami berharap dapat mencapai Universal Health Coverage pada akhir tahun 2019,” kata dia.
Puan mengingatkan kembali WHO terkait kemungkinan menjadikan Indonesia sebagai salah satu WHO Collaborating Center for Reference and Research on Influenza yang dirintis Dirjen WHO sebelumnya, Dr. Margaret Chan.
“Saya ingin mengangkat isu ini kembali dengan Anda mengingat Indonesia terus membangun kapasitas di bidang penelitian influenza. Dalam kaitan ini, kami bermaksud meminta WHO untuk memberikan panduan dan dukungan teknis untuk merealisasikan hal ini,” kata dia.
Sementara itu, Dirjen WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyeus menegaskan akan menjadikan Indonesia sebagai prioritas pihaknya. WHO sangat mengapresisasi Rencana Aksi Nasional yang dilakukan Indonesia dan mendukung pembangunan WHO Collaborating Center for Reference and Research on Influenza di Indonesia.
"Kami mengapresiasi upaya Indonesia dan akan mendukung Indonesia untuk mencapai Universal Health Coverage 2019," ujar Tedros.*
No comments:
Post a Comment