JAKARTA – Tudingan Demokrat yang menyebut pemerintah mudah tersinggung dan ‘baper’ atas kritikan dari publik adalah salah besar.
Pemerintah bukan tersinggung dan baper atas kritikan publik, namun sebagai pelayan masyarakat, Pemerintah harus memberi penjelasan yang benar agar publik tidak salah mencerna berbagai informasi yang beredar, terutama jika informasi/kritikan tersebut bermuatan provokasi dan hoaks.
Sebelumnya, Wasekjen Demokrat, Didi Irawadi Syamsuddin mengkritik pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla dalam menghadapi kontestasi Pemilu 2019. Dia menuding, pemerintah mudah tersinggung dan ‘baper’ atas kritikan dari publik.
Ia mencontohkan kasus cuitan Wasekjen Partai Demokrat, Andi Arief soal 7 kontainer surat suara yang sudah dicoblos di akun Twitter. Ia mengklaim pemerintah menanggapi pesan Andi Arief secara berlebihan.
“Yang berkuasa di sini adalah negara, negara harus kuat menghadapi kritik. Kalau sedikit-sedikit baper, maaf nih ya,” katanya dalam diskusi bertajuk Menuju Pemilu Bermutu di kawasan Jakarta Pusat, Sabtu (5/12).
Kritikan atau imbauan kepada Pemerintah haruslah didasarkan fakta dan data agar tidak menimbulkan kegaduhan. Demokrat dan parpol oposisi lainnya juga harus memberikan kritikan kepada Pemerintah bukan untuk menjatuhkan tetapi untuk sama-sama memperbaiki dan mengevaluasi Pemerintah.
SBY dan Demokrat selama ini terkesan power syndrome dan merasa paling sukses selama 10 tahun, sehingga Demokrat sering mengeluarkan pernyataan ofensif kepada Pemerintah. (RA/MCF)
No comments:
Post a Comment