Calon Presiden Nomor Urut 01 Joko Widodo mengaku optimis Sulawesi Selatan menjadi lumbung suaranya di pemilihan presiden (pilpres) 2019 mendatang.
Ia pun berharap, dirinya bersama cawapres Ma’ruf Amin bisa mengulangi perolehan suaranya pada 2014 silam ketika Jokowi berpasangan dengan Jusuf Kalla.
Mantan Gubenrnur DKI Jakarta ini juga yakin dukungan rakyat Sulawesi Selatan akan mengalir lantaran ada dukungan dari dua tokoh kunci di provinsi angin mamiri itu, yakni Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah dan juga Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto.
“Pada 2014 silam, saya dan Pak JK dapatnya 70 persen, saya sangat bangga sekali. Di 2019, kami harapkan angka itu bisa lebih,” ungkap Jokowi di Celebes Convention Center, Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (22/12/2018).
Agar harapan itu tercapai, Jokowi meminta para pendukungnya bisa membantu meluruskan kabar-kabar hoaks yang selalu menerpa dirinya, salah satunya adalah isu keterkaitannya dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Jokowi menegaskan hal itu fitnah.
Selama ini Jokowi selalu diam dan akhirnya perlu menjelaskan untuk kesekian kalinya, bahwa PKI dibubarkan pada 1966 sementara ia sendiri lahir pada 1961, sehingga tidak mungkin anak usia balita menjadi kader PKI.
“Kalau hal-hal seperti ini tidak disampaikan kepada masyarakat, banyak yang tidak mengerti, banyak yang tidak tahu, justru yang masuk mah jelek-jelek.
Tugas Bapak Ibu semuanya dari pintu ke pintu ke pintu menyampaikan ke tetangga, menyampaikan ke teman menyampaikan bahwa isu-isu itu tidak betul,” kata Jokowi.
Ramdhan Pomanto, mengatakan bahwa kabar hoaks memang terus menampar Jokowi. Namun, ia yakin kelompok usia pemilih di Makassar sudah terbilang cerdas dan tak mudah percaya kabar-kabar bohong.
Menurutnya, Jokowi kerap diterpa kabar hoaks mengenai perekonomian lesu. Padahal data-data makroekonomi di Makassar seluruhnya menunjukkan arah perbaikan. Pertumbuhan ekonomi lanjut Ramdhan tercatat 8,27 persen tahun lalu atau membaik dari tahun sebelumnya 5,9 persen.
“Inflasi kita di Makasar tahun lalu 4,48 persen dan tahun ini inflasi 2,3 persen. Artinya barang-barang murah. Harga barang kan naik turun, tapi kalau data inflasi seperti ini, artinya harga barang mahal tidak? Ini hoaks atau hoaks?” kata dia.
No comments:
Post a Comment