Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan wilayah laut yang sangat luas. Dengan kekayaan itu Indonesia harus bisa memanfaatkannya untuk kesejahteraan seluruh masyarakatnya.
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo pada puncak peringatan Hari Nusantara yang dipusatkan di Pelabuhan Tangkiang, Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulwesi Tengah, mengatakan bahwa sudah saatnya Indonesia mewujudkan jargon Jalasveva Jayamahe, di laut kita jaya.
Hari Nusantara menjadi implementasi Deklarasi Juanda yang sejatinya memiliki tiga pilar utama membangun kesatuan dan persatuan bangsa yaitu Kesatuan Kejiwaan yang dinyatakan dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
Tjahjo menuturkan, terbentuknya Indonesia sebagai negara kepulauan butuh waktu yang panjang. Kesatuan Kenegaraan dalam NKRI yang diproklamirkan oleh Soekarno-Hatta pada 17 Agustus 1945 dan Kesatuan Kewilayahan (darat, laut dan udara) yang diumumkan Djoeanda pada 13 Desember 1957, dan baru mendapat pengakuan dari PBB lewat sidang UNCLOS 1982.
Kebijakan Pemerintah Indonesia untuk memperpanjang batas wilayah laut melalui “Deklarasi Djuanda” juga menjadi titik balik kelautan dan kemaritiman di Indonesia.
Dimana 75 persen kondisi geografis wilayah Indonesia adalah laut maka bisa dipastikan Indonesia memiliki potensi-potensi unggulan yang dipandang dari sudut geopolitik, geostrategis maupun geoekonomi.
“Dengan kekayaan sumber daya yang berlimpah, baik SDA hayati dan non-hayati maupun jasa-jasa lingkungan sebagai aset nasional yang harus kita kelola dan kita manfaatkan sebesar-besarnya secara berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia,” kata Tjahjo.
Semangat pemerintah ingin menyatukan Indonesia dengan pembangunan infrastruktur dari Sabang hingga Merauke agar cita-cita Indonesia menjadi poros maritim dunia terwujud. Mulai dari pembangunan yang menyangkut tol laut, jalan, bandara, perbatasan-pebatasan, semua sudah terlaksana pada akhir tahun ini.
“Mulai dari ujung Aceh – Pulau Rondho masuk ke Sabang – Belawan – Natuna – Entikong – Sanggau – Sebatik Nunukan – Muratara – Sangir Talaud- Bitung Morotai – Selaru – perbatasan Papua Barat dan Rep. Palau – Sekau- Merauke – Atambua – Belu – Malaka, semua sudah menyambung satu sama lain,” jelas Tjahjo.
Menurut Tjahjo, lagu nasional “Dari Sabang Sampai Merauke” kini sudah terwujud dengan baik. Karena Jokowi-JK sudah membuat lirik “sambung menyambung menjadi satu, itulah Indonesia”.
Oleh karena begitu luas dan kompletnya, sehingga Indonesia dikenal sebagai negara maritim dan kepulauan terbesar di dunia dengan fasilitas yang lengkap. Oleh sebab itu, pemaknaan Hari Nusantara memainkan peran yang strategis dan mendasar bagi kesatuan, persatuan, pertahanan dan kedaulatan Indonesia.
Sumber
No comments:
Post a Comment