Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) RI, Sri Mulyani mengatakan bahwa peran keuangan Islam semakin dibutuhkan dalam kondisi ekonomi dunia yang tidak menentu karena industri keuangan Islam menawarkan peluang besar dalam mencapai sasaran pembangunan berkelanjutan.
Selain itu, instrumen keuangan Islam dinilai efektif untuk mengurangi kemiskinan serta mengatasi ketidaksetaraan dengan cara memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, memberdayakan masyarakat berpendapatan rendah, dan membuka akses pada dunia bisnis.
Instrumen keuangan Islam sudah menjadi bagian penting dari pembangunan nasional di Indonesia. Surat berharga syariah negara retail atau sukuk misalnya, saat ini menjadi instrumen terpenting pemerintah.
“Untuk menjawab tantangan global, industri keuangan Islam menawarkan peluang besar dalam mencapai sasaran pembangunan berkelanjutan. Hal ini tentu relevan dengan program yang tiga tahun lalu dicanangkan Bank Dunia, yakni Sustainable Development Goals atau SDGs,” jelas Sri Mulyani saat menjadi keynote speech pada seminar Mainstreaming Islamic Finance into Global Initiatives pada ajang Pertemuan Tahunan IMF WBG di BICC, Minggu (14/10).
Indonesia tidak hanya fokus pada pengembangan industri keuangan Islam yang bersifat komersial tetapi juga pada keuangan Islam yang bersifat sosial. Oleh karena itu, BI bekerja sama dengan Islamic Develompent Bank (IDB) mengembangkan Zakat Core Principles dan Waqaf Core Principles. (RN/MCF)
No comments:
Post a Comment