Jakarta, CNBC Indonesia- Secara tahun berjalan, rupiah telah terdepresiasi 11,8%. Akhir pekan kemarin, yakni Jumat (5/10/2018) pukul 16:00 WIB , US$1 ditutup pada Rp 15.175 di pasar spot. Menjadikan rupiah negara peringkat ke-7 negara paling terdepresiasi di dunia setelah Argentina, Turki, Afrika Selatan, Brazil, Rusia dan India.
Bagaimanapun rupiah merupakan mata uang negara kita, mencintai rupiah berarti mencintai keluarga, saudara, budaya dan tanah air kita tercinta yaitu Indonesia.
Mata uang garuda digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari rumah tangga di Indonesia, melemahnya rupiah membuat kebutuhan barang-barang sehari-hari menjadi mahal, hal ini disebabkan tidak semua bahan produksi mampu diproduksi di dalam negeri alias melakukan impor.
Diperlukan kerja sama semua pihak agar rupiah menjadi kuat dan terjaga, baik Bank Sentral, Pemerintah maupun partisipasi masyarakat, termasuk didalamnya kaum milenial sebagai penerus keberlangsungan nusantara tercinta.
Nah, sebagai generasi muda sebenarnya ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk membantu mata uang garuda agar bangkit dari depresiasinya, di antaranya adalah:
1. Segera Tukar Dolar Yang Kamu Punya.
Saat ini ada beberapa fenomena di masyarakat yang cukup positif, dimana orang-orang berduit menukarkan simpanan dolarnya untuk menyelamatkan rupiah, Contohnya di Surabaya, para "crazy rich surabayan" tersebut berbondong-bondong menukarkan dolarnya hingga mencapai angka US$ 50 juta.
2. Jangan Ikut-Ikutan Membeli Dolar.
Jadilah warga negara yang menyayangi tanah airnya sendiri, membeli dolar untuk menangguk keuntungan sama saja "menari di atas penderitaan orang lain". Kaum milenial saat ini sudah banyak yang melek investasi, contohnya: reksa dana, saham dan obligasi ritel negara dan lain sebagainya.
3. Hindari Membeli Barang-Barang Impor.
Sebenarnya barang yang diproduksi didalam negeri tidak semua bahannya dari lokal. Namun, barang impor yang kita beli sudah tentu semua bahannya berasal dari luar negeri, barang-barang tersebut umumnya dibeli menggunakan dolar AS.
Perencana Keuangan Budi Rahardjo pernah memaparkan bahwa salah satu hobi yang sulit ditahan milenial saat ini adalah belanja online. Apalagi sekarang gempuran toko online luar negeri semakin kencang, dan milenial banyak memiliki hobi unik yang barang-barangnya banyak diimpor dari luar negeri.
Nah, kalau semisal tidak penting bisa ditahan-tahan dulu. Ketimbang beli mainan atau kosmetik impor, coba deh produk-produk lokal terlebih dulu. "Generasi milenial ini punya beberapa hobi seperti gadget dan travelling dan juga menyukai barang-barang berkualitas. Sayangnya, kebanyakan barang-barang ini adalah barang impor," jelas Budi, dalam wawancara bersama CNBC Indonesia, September lalu.
"Jadi bisa pilih-pilih. Kalau bisa, beli produk-produk yang sudah diproduksi dalam negeri atau memang asli buatan dalam negeri," sambung Budi.
4. Jalan-Jalan di Dalam Negeri Aja Yuk
Selain perilaku berbelanja, Budi juga menyoroti perilaku milenial yang kerap kali menghabiskan sebagian pendapatannya untuk melancong ke luar negeri. Dalam kondisi sekarang, hal itu bisa dikurangi.
"Kalau jalan-jalan ke luar negeri, saat ini tidak terlalu mendesak bisa juga dikurangi atau ditunda," kata dia.
5. Mari Mulai Investasi!
Tidak hanya membantu kondisi nilai tukar rupiah secara keseluruhan, generasi milenial juga bisa turut serta membantu pembiayaan negara agar stabilitas ekonomi tetap terjaga.
"Bantu pemerintah juga dengan berinvestasi di instrumen investasi dalam negeri. Misalnya, membeli ORI, Sukri, atau SBN," ujar Budi. (yam/gus)
No comments:
Post a Comment