Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati saat memasuki tahun politik seperti saat ini. Hal ini karena banyak kabar bohong (hoax), banyak fitnah, saling mencela, dan saling menjelekkan.
“Ini bukan tata krama Indonesia, ini bukan nilai-nilai Islami yang kita miliki, ini bukan nilai-nilai etika yang kita miliki,” kata Presiden Jokowi saat membuka Rapat Kerja Nasional Lembaga Dakwah Islam Indonesia (Rakernas LDII), di Pondok Pesantren Minhajurrosyidin, Pondok Gede, Jakarta Timur, Rabu (10/10) siang.
Kepala Negara mengajak semua masyarakat agar jangan terjebak kepada hal-hal politik praktis yang menyebabkan kita terpecah-pecah.
“Dalam kontestasi politik itu yang diadu adalah adu program, adu gagasan, adu ide. Lihat kandidatnya, prestasinya apa, rekam jejaknya seperti apa,” tutur Kepala Negara.
Untuk itu, Presiden Jokowi meminta agar jangan sampai ada isu-isu sedikit di media sosial (medsos) langsung ‘dimakan’. “Berbahaya sekali,” tegasnya.
Presiden mengapresiasi tema yang diambil pada Rakernas kali ini, LDII untuk Bangsa. “Betul. Benar,” tukasnya.
Jangan sampai, lanjut Presiden Jokowi, kalau sudah mendekati Pemilihan Presiden (Pilpres) fitnah, kabar bohong (hoax) menjadi-jadi seperti ini. “Mau jadi apa bangsa kita? Cara-cara politik kotor harus dihentikan. Tidak bisa kita terus menerus seperti ini,” ucap Presiden Jokowi seraya mempertanyakan, etika kita ada di mana? Tata krama kita ada di mana?
Presiden berharap Rakernas LDII kali ini bisa memberikan rekomendasi-rekomendasi kepada pemerintah, apa yang harus dilakukan, apa yang harus direncanakan dan harus dikerjakan untuk menatap Indonesia maju ke depan.
Tampak mendampingi Presiden Jokowi dalam kesempatan itu Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, dan Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki.
Sumber
“Ini bukan tata krama Indonesia, ini bukan nilai-nilai Islami yang kita miliki, ini bukan nilai-nilai etika yang kita miliki,” kata Presiden Jokowi saat membuka Rapat Kerja Nasional Lembaga Dakwah Islam Indonesia (Rakernas LDII), di Pondok Pesantren Minhajurrosyidin, Pondok Gede, Jakarta Timur, Rabu (10/10) siang.
Kepala Negara mengajak semua masyarakat agar jangan terjebak kepada hal-hal politik praktis yang menyebabkan kita terpecah-pecah.
“Dalam kontestasi politik itu yang diadu adalah adu program, adu gagasan, adu ide. Lihat kandidatnya, prestasinya apa, rekam jejaknya seperti apa,” tutur Kepala Negara.
Untuk itu, Presiden Jokowi meminta agar jangan sampai ada isu-isu sedikit di media sosial (medsos) langsung ‘dimakan’. “Berbahaya sekali,” tegasnya.
Presiden mengapresiasi tema yang diambil pada Rakernas kali ini, LDII untuk Bangsa. “Betul. Benar,” tukasnya.
Jangan sampai, lanjut Presiden Jokowi, kalau sudah mendekati Pemilihan Presiden (Pilpres) fitnah, kabar bohong (hoax) menjadi-jadi seperti ini. “Mau jadi apa bangsa kita? Cara-cara politik kotor harus dihentikan. Tidak bisa kita terus menerus seperti ini,” ucap Presiden Jokowi seraya mempertanyakan, etika kita ada di mana? Tata krama kita ada di mana?
Presiden berharap Rakernas LDII kali ini bisa memberikan rekomendasi-rekomendasi kepada pemerintah, apa yang harus dilakukan, apa yang harus direncanakan dan harus dikerjakan untuk menatap Indonesia maju ke depan.
Tampak mendampingi Presiden Jokowi dalam kesempatan itu Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, dan Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki.
Sumber
No comments:
Post a Comment