Jakarta - Pemerintah Indonesia akan menawarkan 31 proyek infrastruktur berkelanjutan atau sustainable development goals (SDGs) dengan skema blended finance.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitanmengatakan 31 proyek yang akan ditawarkan merupakan hasil feasibility study PT SMI (Peraero).
"Total proyek ada 31, Saya pikir yang paling penting dari sini tadi blended finance ini membawa satu era pendanaan di Indonesia," kata Luhut di Kemenko Kemaritiman, Jakarta Pusat, Rabu (3/10/2018).
Luhut mengatakan, sebanyak 31 proyek infrastruktur ini juga akan ditawarkan pada saat gelaran IMF-World Bank (WB) di Bali, tepatnya pada saat forum Tri Hita Karana (THK) yang digelar pada tanggal 9-13 Oktober 2018.
Luhut mengungkapkan akan ada 300 pihak yang siap mengalokasikan dana baik yang berasal dari dalam negeri maupun mancanegara. Mereka adalah kepala negara, pejabat pemerintahan senior dan pembuat kebijakan seluruh dunia, VP dari development banks, dan banyak lainnya.
"Saya pikir satu hal yang bagus pemerintah melakukan hal yang disampaikan," jelas dia.
Sementara itu, Direktur Utama PT SMI Emma Sri Martini mengungkapkan 31 proyek yang akan ditawarkan dengan skema blended finance atau pembiayaan campuran merupakan proyek yang berkesinambungan.
Dia mencontohkan, beberapa proyek yang bisa dibiayai dengan skema blended finance seperti LRT hingga trem yang mampu memberikan kemudahan transportasi. Selanjutnya seperti waste energy, ekowisata dan proyek ramah lingkungan lainnya.
Dia menyebut, dari 31 proyek yang akan ditawarkan di Bali salah satunya adalah stunting project dengan nilai US$ 10 juta. Adapun, total nilai proyek yang bisa dilakukan dengan skema blended finance sampai 2019 mencapai US$ 4 miliar.
Emma mengaku, beberapa orang kaya di Indonesia pun bakal hadir salam acara forum THK di Bali, salah satunya adalah Dato Sri Tahir.
"Insya Allah, mudah-mudahan ikut, semua domestik yang bagus-bagus pasti dia punya komitmen terhadap SDGs," kata Emma. (hek/ara)
No comments:
Post a Comment