Jakarta – Pembinaan dan dukungan Pemerintah kepada Atlet Pada Jaman Roy Suryo ketinggalan jauh jika dibandingkan dengan perhatian Menteri Imam Nahrawi yang ada pada Era Jokowi ini. Pada kepemimpinan Roy Suryo yang saat itu menjabat sebagai Menpora, seharusnya bertanggung jawab terhadap pembinaan atlet dalam Sea Games 2013. Namun faktanya, Roy malah merasa kekurangan dana dan meminta atlet untuk bersabar. Hal ini menunjukkan ketidakberesan di tubuh Kemenpora saat itu karena dana dari pemerintah pusat sebesar Rp 250 Miliar namun dinyatakan masih kurang Rp. 60 Miliar.
Mekanisme pembinaan dan pemberian bonus kepada Atlet berprestasi di saat Roy Suryo menjabat sebagai Menpora yang terkesan bertele-tele, tidak transaparan dan tidak professional. Hal ini sangat berbeda dengan saat kepemimpinan Presiden Jokowi dimana seluruh atlet dan pelatih mendapatkan bonus yang langsung diterima secara langsung sebelum penutupan Asian Games 2018.
Seakan lupa pada kinerjanya yang bobrok, Roy Suryo sibuk mengkritik Jokowi dengan menuding bahwa Asian Games kali ini adalah ajang pencitraan. Hal tersebut merupakan fitnah dan kontra produktif dengan perjuangan para atlet yang telah mati-matian mengharumkan nama bangsa Indonesia. Sebagai mantan Menpora, harusnya tidak bersikap skeptis dan pesimis terhadap kerja keras atlet Indonesia.
Roy harusnya sadar. Keberadan Kemenpora di era pemerintahan SBY yaitu mulai Adhyaksa Dault, Andi Mallarangeng hingga Roy Suryo selalu bermasalah dan tidak banyak menunjukkan kontribusi bagi perkembangan bidang kepemudaan dan olahraga di tanah air. Penyelewengan dana, korupsi anggaran hingga tak berkesudahannya kasus pengelolaan sepakbola nasional masih menghinggapi tubuh Kemenpora. (RA/MCF)
No comments:
Post a Comment