Jakarta - Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo (Bamsoet), yakin pasangan Jokowi-Ma'ruf mampu menangkis isu politisasi agama yang marak digaungkan oleh kubu lawan politik. Dia yakin, pasangan tersebut dapat mempersatukan basis nasionalis dan religius, khususnya basis nahdliyin. Terlebih, adanya dukungan dari keluarga besar KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan para pengikutnya yang disampaikan langsung oleh puteri Gus Dur, Yenny Wahid.
"Pasangan Jokowi-Ma'ruf punya peluang yang sangat besar memenangkan hati rakyat. Tercermin dari berbagai survei yang dilakukan empat lembaga survei seperti Alvara, LSI Denny JA, Y Politic, dan Indikator Politik. Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf rata-rata 54,1 persen, sedangkan Prabowo-Sandi rata-rata hanya 31,4 persen," ujar Bamsoet di acara Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI), Jakarta, Sabtu (29/09/18).
Pembicara lainnya, Jend TNI (purn) Luhut Panjaitan (Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman), Airlangga Hartarto (Ketua Umum Partai Golkar, Menteri Perindustrian), Lodewijk F. Paulun (Sekjen Partai Golkar), Agun Gunandjar Sudarsa (Anggota Fraksi Partai Golkar DPR RI), Ahmad Noor Supit (Wakil Ketua Umum SOKSI), Mukhmad Misbakhun (Anggota Fraksi Partai Golkar DPR RI) dan Nusron Wahid (Korbid Pemenangan Pemilu DPP Partai Golkar).
Hadir pula Wakil Ketua Dewan Kehormatan DPP Partai Golkar Akbar Tandjung, senior SOKSI Oetojo Oesman dan Thomas Suyatno serta Ketua Dewan Pembina SOKSI Bobby Suhardiman. Bamsoet yang juga Wakil Ketua Umum SOKSI mengingatkan, sebagai partai politik yang mengusul paling awal, Golkar dapat berperan penting dalam pemenangan Jokowi-Ma'ruf.
Bamsoet memaparkan beberapa langkah yang bisa dilakukan. Pertama, meningkatkan sosialisasi kepada seluruh kader dan simpatisan Golkar. Karena, berdasarkan survei Indikator Politik yang dirilis minggu lalu, tingkat pengenalan pemilih Golkar kepada Jokowi-Ma'ruf baru 40 persen.
"Kedua, menugaskan para Caleg memenangkan Jokowi-Ma'ruf dengan strategi pemenangan menyesuaikan situasi dan kondisi di daerah pemilihannya masing-masing. Ketiga, melakukan co-branding dalam alat peraga kampanye, terutama di daerah yang menjadi basis nasionalis. Keempat, menggarap secara khusus daerah yang menjadi basis Golkar," papar Bamsoet.
Langkah lainnya, posisi Partai Golkar sebagai Ketua Tim Kampanye Daerah harus dioptimalkan, baik untuk Pilpres maupun Pileg. Golkar dipercaya memimpin 13 Tim Kampanye Daerah pemenangan Jokowi-Ma'ruf, antara lain Riau, Sumbar, Sumsel, Jawa Barat, Kalsel, NTT, Sulsel, Sulbar dan Papua.
"Dibanding Pemilu sebelumnya, persiapan Partai Golkar menghadapi Pemilu 2019 cukup berat. Selama 2,5 tahun kita mengalami dinamika internal yang menyebabkan 3 kali pergantian Ketua Umum. Akibatnya, citra partai sempat terpuruk, elektabilitas juga naik turun. Kini Golkar sudah berada di urutan ke-dua. Tapi kita tak boleh duduk manis, konsolidasi harus semakin diperkuat," tegas Bamsoet.
Legislator Dapil VII Jawa Tengah yang meliputi Kabupaten Purbalingga, Kebumen, dan Banjarnegara ini mengajak sesama koleganya sebagai Caleg segera memanaskan mesin pemenangan. Kerja politik di masing-masing daerah pemilihan sudah harus dimulai dari sekarang.
"Walaupun sempat dirundung berbagai cobaan, namun Golkar membuktikan saat bertarung di Pilkada kitalah juaranya. Pilkada 2017 menang 58 persen dan Pilkada 2018 menang 54 persen. Karena itu, pada Pileg 2019 saya yakin dengan sistem penghitungan kursi menggunakan metode saint lague, minimal setiap daerah pemilihan Golkar bisa mendapatkan satu kursi," jelas Bamsoet.
Mantan Ketua Komisi III DPR RI ini yakin, pada Pileg 2019 nanti Golkar mampu memenangkan 110 kursi DPR RI atau 18 persen suara nasional. Dengan demikian, selain bermanfaat untuk pemenangan Jokowi-Ma'ruf, juga bermanfaat untuk mendukung kesuksesan pemerintahan Jokowi Jilid II.
"Insya Allah kemenangan Jokowi-Ma'ruf dan Golkar pada Pemilu 2019 akan membawa berkah bagi Bangsa Indonesia. Karena baik Jokowi-Ma'ruf maupun Golkar, kita sama-sama mementingkan kesejahteraan rakyat Indonesia," pungkas Bamsoet. (idr/idr)
No comments:
Post a Comment