Jakarta - Indonesia merupakan produsen sawit terbesar dunia, karena banyak negara yang tahu mengenai potensi tersebut beberapa negara seperti Eropa, Amerika sampai India menghambat sawit Indonesia agar tidak bisa masuk.
Karena produksi sawit Indonesia besar maka Indonesia tengah menyiasati konsumsi sawit untuk digunakan sebagai bahan bakar melalui program biosolar dan bioavtur.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, pemanfaatan sawit sebagai bioavtur tersebut disampaikan ke pihak United States Trade Representative (USTR) saat dirinya menyambangi Amerika Serikat (AS) beberaa waktu lalu.
Dalam kesempatan itu ia menyampaikan, RI akan memilih untuk membeli Boeing buatan AS ketimbang AirBus buatan Eropa asal AS mau mendukung RI dalam pemanfaatan bioavtur.
"Pada waktu saya di AS memenuhi undangan dari USTR bicara soal GSP, saya mengawali pertemuan itu dengan Boeing. Jadi Boeing kita mengambil pilihan sebagai pilihan pesawat. Tapi sebagai persyaratan untuk memilih kita mau beli Boeing atau Airbus adalah pakai bioavtur," kata dia dalam acara Seminar Sawit Nasional, Senin (20/8/2018).
Mendag menjelaskan tanggapan positif dari pihak Boeing membuat Indonesia akan merealisasikan pembangunan pabrik bioavtur di Amerika. Pihak Boeing sudah memberikan tanggapan positif agar Indonesia bisa membangun pabrik bioavtur di Amerika.
"Tapi itu juga sebagai salah satu persyaratan untuk kami menentukan, kita bilang Airbus juga sudah kita kondisikan dan terserah siapa yang duluan maka kami akan lakukan. Responsnya alhamdulillah positif dan mereka sudah bilang iya (Boeing). Kita welcome dan kalau mau ada izin untuk membantu pembuatan pabrik bioavturnya beri tau kami (Boeing) dan kami akan memfasilitasi," jelas dia.
Sebagai informasi, Indonesia berencana membeli puluhan pesawat. Lebih rincinya pembelian ini merupakan kerjasama bisnis to bisnis yaitu Lion Air Group kembali yang membeli 50 pesawat Boeing 737 Max 10 yang merupakan generasi terbaru di industri penerbangan. Demi mendapatkan 50 pesawat ini Lion merogoh kocek US$ 6,24 miliar atau sekitar Rp 84,2 triliun (kurs Rp 13.500/US$).
Senior Vice President Asia Pasicif & India Sales Boeing Commercial Airplanes, Dinesh Keskar mengatakan Boeing 737 Max 10 ini memiliki kapasitas dari 130 hingga 230 tempat duduk dengan ketinggian jelajah mencapai 3.850 mil laut atau 7.130 kilometer.
Menurut dia, hal ini juga bisa menunjang bisnis Lion Group yang sudah menerbangi berbagai rute domestik maupun luar negeri.
"Saat ini Lion Air mengoperasikan 200 rute, baik domestik maupun ke luar negeri seperti ke China dan Saudi. Jadi memesan 50 pesawat, saya mengucapkan terima kasih ke pak Rusdi (Dirut Lion Air, Rusdi Kirana) dan lion air family untuk kerja sama ini," kata Dinesh.
Boeing 737 Max 10 adalah jenis pesawat terluas di serinya. Fitur utama pesawat dengan panjang 43,8 meter (143 kaki) ini dapat membawa hingga 230 penumpang. Maskapai yang mengoperasikan akan mendapatkan biaya terendah setiap kursi per jarak tempuh (seat-mile-cost) terendah di kelas pesawat berlorong tunggal.
Pesawat ini dilengkapi interior Boeing Sky untuk meningkatkan kenyamanan tertinggi penumpang, tampilan panel dan ruang kokpit luar serta berbagai fitur lainnya yang menawarkan efisiensi, kehandalan maksimal di kelas pesawat lorong tunggal.
Keluarga Boeing 737 Max merupakan pesawat yang paling cepat terjual sepanjang sejarah, dengan akumulasi pemesanan mencapai 44.000 dari 96 pelanggan di seluruh dunia. (dna/dna)
No comments:
Post a Comment