Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan, tantangan terberat bangsa Indonesia ke depan adalah perubahan zaman yang begitu sangat cepat dan dinamis. Dunia menghadapi revolusi Industri 4.0 yang perubahannya berlangsung sangat cepat.
“McKinsey Global Institute menyampaikan revolusi Industri 4.0 kecepatan perubahannya 3.000 kali dari industri yang pertama, 3.000 kali kecepatan perubahannya,” kata Presiden Jokowi saat bertemu dengan civitas akademika Universitas Teknologi Sumbawa, di Moyo Hulu, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (30/7) petang.
Artinya, lanjut Presiden, dunia akan menghadapi sebuah perubahan yang sangat cepat sekali yang hanya bisa diantisipasi oleh kalangan universitas. Untuk itu, Presiden minta perguruan tinggi menyiapkan para mahasiswanya agar siap menghadapi perubahan-perubahan itu.
Presiden Jokowi menilai generasi muda adalah harapan untuk mengatasi perubahan sebagaimana disampaikan oleh McKinsey Global Institute itu.
Presiden menunjuk contoh kecepatan perubahan itu ditandai dengan perkembangan teknologi artificial intelligence, advanced robotic, atau 3D printing yang bisa digunakan untuk membangun rumah dalam waktu 24 jam.
“Menyapu, membersihkan airport sekarang tidak pakai manusia, di dekat kita di Changi Airport, pakai robot sudah ada. Industri-industri besar yang sudah masuk industri otomotif, pakainya robot semua. Artinya apa? Dibutuhkan persiapan untuk menghadapi perubahan-perubahan yang diharapkan,” terang Presiden.
Kepala Negara juga menunjuk contoh sistem pembayaran yang sekarang suka berubah, bisa menggunakan Alipay, cryptocurrency, atau bitcoin.
Selain itu, Presiden juga menunjuk contoh teknologi yang dilihatnya saat berkunjung ke markas twitter, facebook, google, dan plug and play di Silicon Valley. Menurut Presiden, ia sempat diajak pendiri Facebook yaitu Mark Zukerberg bermain tenis meja yang tidak menggunakan alat olahraga tersebut tapi cukup dengan memakai kacamata khusus.
“Tuk sana, tuk, kayak pingpong saja, tak tuk tak tuk tak tuk, padahal hanya pakai kacamata. Gini-gini, enggak ada mejanya, enggak ada apa-apanya,” ungkap Presiden Jokowi sambil memperagakan gaya bermain tenis meja.
Perubahan-perubahan itu, tegas Presiden, harus dimengerti dan disiapkan antisipasinya. Memiliki rektor yang masih muda, Presiden meyakini Universitas Teknologi Sumbawa dapat melakukan hal tersebut. “Antisipasi itu insyaallah bisa disiapkan dari sini,” ucapnya
Oleh sebab itu, Presiden Jokowi meminta kepada Rektor Universitas Teknologi Sumbawa agar menyiapkan mahasiswanya untuk menghadapi perubahan-perubahan itu.
“Saya yakin kalau tadi lihat mahasiswanya di sini dinamis, matanya itu ceria gitu loh, pintar gitu, cerdas gitu. Beda kalau yang enggak cerdas, enggak pintar, beda, diajak bicara gini diam saja, enggak ada reaksi apa-apa kadang,” kata Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi meyakini dari kampus Universitas Teknologi Sumbawa itu akan muncul pemimpin-pemimpin visioner untuk masa depan Indonesia yang lebih baik.
Dalam acara yang merupakan kegiatan terakhir Presiden Jokowi dalam kunjungan di NTB itu, tampak hadir Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri ATR/Kepala BPN Sofyan Djalil, dan Gubernur NTB TGH Zainul Majdi.
Sumber
“McKinsey Global Institute menyampaikan revolusi Industri 4.0 kecepatan perubahannya 3.000 kali dari industri yang pertama, 3.000 kali kecepatan perubahannya,” kata Presiden Jokowi saat bertemu dengan civitas akademika Universitas Teknologi Sumbawa, di Moyo Hulu, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (30/7) petang.
Artinya, lanjut Presiden, dunia akan menghadapi sebuah perubahan yang sangat cepat sekali yang hanya bisa diantisipasi oleh kalangan universitas. Untuk itu, Presiden minta perguruan tinggi menyiapkan para mahasiswanya agar siap menghadapi perubahan-perubahan itu.
Presiden Jokowi menilai generasi muda adalah harapan untuk mengatasi perubahan sebagaimana disampaikan oleh McKinsey Global Institute itu.
Presiden menunjuk contoh kecepatan perubahan itu ditandai dengan perkembangan teknologi artificial intelligence, advanced robotic, atau 3D printing yang bisa digunakan untuk membangun rumah dalam waktu 24 jam.
“Menyapu, membersihkan airport sekarang tidak pakai manusia, di dekat kita di Changi Airport, pakai robot sudah ada. Industri-industri besar yang sudah masuk industri otomotif, pakainya robot semua. Artinya apa? Dibutuhkan persiapan untuk menghadapi perubahan-perubahan yang diharapkan,” terang Presiden.
Kepala Negara juga menunjuk contoh sistem pembayaran yang sekarang suka berubah, bisa menggunakan Alipay, cryptocurrency, atau bitcoin.
Selain itu, Presiden juga menunjuk contoh teknologi yang dilihatnya saat berkunjung ke markas twitter, facebook, google, dan plug and play di Silicon Valley. Menurut Presiden, ia sempat diajak pendiri Facebook yaitu Mark Zukerberg bermain tenis meja yang tidak menggunakan alat olahraga tersebut tapi cukup dengan memakai kacamata khusus.
“Tuk sana, tuk, kayak pingpong saja, tak tuk tak tuk tak tuk, padahal hanya pakai kacamata. Gini-gini, enggak ada mejanya, enggak ada apa-apanya,” ungkap Presiden Jokowi sambil memperagakan gaya bermain tenis meja.
Perubahan-perubahan itu, tegas Presiden, harus dimengerti dan disiapkan antisipasinya. Memiliki rektor yang masih muda, Presiden meyakini Universitas Teknologi Sumbawa dapat melakukan hal tersebut. “Antisipasi itu insyaallah bisa disiapkan dari sini,” ucapnya
Oleh sebab itu, Presiden Jokowi meminta kepada Rektor Universitas Teknologi Sumbawa agar menyiapkan mahasiswanya untuk menghadapi perubahan-perubahan itu.
“Saya yakin kalau tadi lihat mahasiswanya di sini dinamis, matanya itu ceria gitu loh, pintar gitu, cerdas gitu. Beda kalau yang enggak cerdas, enggak pintar, beda, diajak bicara gini diam saja, enggak ada reaksi apa-apa kadang,” kata Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi meyakini dari kampus Universitas Teknologi Sumbawa itu akan muncul pemimpin-pemimpin visioner untuk masa depan Indonesia yang lebih baik.
Dalam acara yang merupakan kegiatan terakhir Presiden Jokowi dalam kunjungan di NTB itu, tampak hadir Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri ATR/Kepala BPN Sofyan Djalil, dan Gubernur NTB TGH Zainul Majdi.
Sumber
No comments:
Post a Comment