Presiden
Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi
Pudjiastuti saat bersilaturahmi dengan nelayan di Istana Negara, Jakarta,
Selasa (8/5/2018). Dalam silaturahmi guna mencari masukan dari nelayan
tersebut, Presiden mengajak nelayan meninggalkan cantrang yang dapat merusak
ekosistem air laut. (ANTARA FOTO/WAHYU PUTRO A)
OSLO, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo
menunjuk Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti sebagi wakil untuk
pertemuan Sherpa Meeting of the High Level Panel on Building a Sustainable
Ocean Economy di Oslo, Norwegia, Selasa (19/6/2018).
Menurut keterangan resmi dari Kementerian
Kelautan dan Perikanan, Surat penunjukan itu disampaikan Menteri Sekretaris
Negara tertanggal 8 Juni 2018.
Menteri Susi hadir dalam pertemuan untuk
persiapan materi dan berfungsi sebagai contact person Pemerintah RI. Saat ini,
Menteri Susi dan delegegasi sudah berada di Oslo, Norwegia untuk pertemuan ini.
Penunjukan Menteri Susi mewakili Presiden itu
merupakan respons atas permintaan PM Norwegia Erna Solberg yang mengundang
Presiden Jokowi sebagai anggota Panel Tingkat Tinggi tentang Pembangunan
Ekonomi Kelautan Berkelanjutan (High-Level Panel on Building Sustainable Ocean
Economy).
Panel Tingkat Tinggi digelar karena fakta bahwa
laut memiliki potensi besar untuk memenuhi kebutuhan manusia, menyediakan lapangan
kerja bagi jutaan orang, dan mendorong pertumbuhan ekonomi apabila dimanfaatkan
secara berkelanjutan.
Untuk menjadikan potensi laut ini benar-benar
terlaksana, butuh konsensus dunia untuk menyamakan persepsi ini, terutama di
tengah ancaman terhadap kesehatan dan produktivitas laut.
Anak-anak
nelayan bermain denagn hiu paus di pantai Botutonuo, Kabupaten Bone
Bolango.(KOMPAS.COM/ROSYID AZHAR)
Dokumen Rencana Aksi yang dihasilkan oleh Panel
Tingkat Tinggi akan dibahas bersama Utusan Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB) tentang Kelautan (United Nations Special Envoy for Ocean) untuk diadopsi
PBB pada UN Ocean Conference tahun 2020.
Utusan Khusus PBB tentang Kelautan saat ini
adalah Peter Thomson, (Mantan Presiden UN General Assembly ke-71).
Tujuan umum Panel Tingkat Tinggi ini adalah
berkontribusi terhadap pencapaian agenda Sustainable Development Goals 2030.
Anggota panel Secara umum, anggota panel
terdiri dari Kepala-kepala Pemerintahan/Heads of Government/ Heads of State.
Ada 13 negara yang sudah bergabung antara lain
Norwegia, Indonesia, Ghana, Guinea, Jamaika, Meksiko, Palau, Portugal,
Australia, Jepang, Fiji, Chile dan Namibia.
Tiga belas negara ini mewakili lebih dari 60
persen seluruh panjang garis pantai di dunia, yaitu sepanjang 261.444 km.
Indonesia dan Norwegia merupakan dua negara
dengan garis pantai terpanjang kedua dan ketiga di dunia. Garis pantai
terpanjang di dunia dimiliki Kanada yaitu 202.080 kilometer. Garis pantai
Indonesia 99.093 kilometer dan Norwegia 83.281 kilometer.
Manfaat bagi Indonesia Keikutsertaan Indonesia
dalam panel ini sejalan dengan visi Presiden Jokowi menjadikan Indonesia
sebagai poros maritim dunia.
Presiden
Joko Widodo (tengah) didampingi Kepala Staf Presiden Moeldoko (keenam kiri) dan
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (keenam kanan) bersilaturahmi
dengan nelayan di Istana Negara, Jakarta, Selasa (8/5/2018). Dalam silaturahmi
guna mencari masukan dari nelayan tersebut, Presiden mengajak nelayan
meninggalkan cantrang yang dapat merusak ekosistem air laut. (ANTARA FOTO/WAHYU
PUTRO A)
Dengan garis pantai terpanjang kedua dunia dan
luas laut 6.315.222 km2 Indonesia butuh kebijakan pembangunan dan pengelolaan
sumber daya kelautan yang belimpah secara berkelanjutan.
Jumlah penduduk Indonesia yang secara langsung
bertumpu pada laut besar. Lebih dari 50 persen penduduk Indonesia tinggal di
wilayah pesisir. Sekitar 5,6 juta penduduk Indonesia bergantung secara langsung
kepada rumah tangga nelayan (BPS, 2013).
Secara internasional, keikutsertaan ini
meningkatkan citra Indonesia dalam bidang kelautan. Kepemimpinan Indonesia
dalam pemberantasan pencurian ikan di bawah Presiden telah diakui dunia.
Dunia Posisi Indonesia sebagai salah satu
pelopor bidang kelautan akan semakin kuat dengan partisipasi Indonesia
dalam keanggotaan Panel Tingkat Tinggi ini.
Keterlibatan Indonesia menjadi sangat penting
karena hasil Panel Tingkat Tinggi ini akan jadi kebijakan ekonomi
kelautan berkelanjutan di tingkat global.
Sumber :
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/06/19/061900626/presiden-tunjuk-menteri-susi-ke-oslo-untuk-ekonomi-kelautan.
No comments:
Post a Comment