Setelah pada tahapan pertama fokus pada pembangunan infrastruktur, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meyakinkan bahwa pada tahapan besar yang kedua akan masuk ke tahapan investasi di bidang sumber daya manusia yang didalamnya sebagaimana telah disampaikan oleh Radhar Panca Dahana, bahwa kebudayaan itu menjadi sebuah pondasi.
“Artinya, nilai-nilai yang kita miliki ini akan menentukan bangsa ini bisa berkompetisi, bisa bersaing dengan negara lain atau tidak. Baik yang berkaitan dengan nilai-nilai budaya, baik yang berkaitan dengan nilai-nilai karakter yang kita miliki, nilai-nilai budi pekerti yang kita miliki,” kata Presiden Jokowi saat bersilaturahmi dengan para budayawan di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (6/4) sore.
Kemudian, lanjut Presiden Jokowi, juga berkaitan dengan etos kerja, yang berkaitan dengan produktivitas, yang berkaitan dengan integritas. “Saya kira larinya nanti akan ke sana,” tegasnya.
Karena itu, Presiden Jokowi mengutip pendapat penyair Putu Wijaya, bahwa memang revolusi mental itu bukan jargon yang seperti masa-masa lalu yang perlu diteriak-teriakkan terus atau perlu diiklan-iklan terus.
“Saya kira bukan itu. Saya kira contoh lebih baik daripada kita berteriak. Memberikan contoh akan lebih baik daripada kita berteriak. Bagaimana bekerja yang baik, bagaimana integritas yang baik, bagaimana nilai etos kerja yang baik saya kira itu yang nanti ke depan akan kita gerakan,” tutur Presiden Jokowi.
Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi menyampaikan kesediaannya untuk bertemu dengan para budayawan secara rutin setiap 3-4 bulan sekali.
Silaturahmi dengan budayawan itu dihadiri oleh Radhar Panca Dahana, Butet Kertaradjasa, Muhammad Sobary, Putu Wijaya, Nasirun, Lesik Keti Ara, Olga Lidya, dan Olivia Zalianty.
Sementara Presiden Jokowi didampingi oleh Mendikbud Muhadjir Effendi, Mensesneg Pratikno, Kepala Bekraf Triawan Munaf, Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki dan Staf Khusus Presiden Sunardi Rinakit.
Sumber : http://setkab.go.id/presiden-jokowi-revolusi-mental-bukan-jargon/
“Artinya, nilai-nilai yang kita miliki ini akan menentukan bangsa ini bisa berkompetisi, bisa bersaing dengan negara lain atau tidak. Baik yang berkaitan dengan nilai-nilai budaya, baik yang berkaitan dengan nilai-nilai karakter yang kita miliki, nilai-nilai budi pekerti yang kita miliki,” kata Presiden Jokowi saat bersilaturahmi dengan para budayawan di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (6/4) sore.
Kemudian, lanjut Presiden Jokowi, juga berkaitan dengan etos kerja, yang berkaitan dengan produktivitas, yang berkaitan dengan integritas. “Saya kira larinya nanti akan ke sana,” tegasnya.
Karena itu, Presiden Jokowi mengutip pendapat penyair Putu Wijaya, bahwa memang revolusi mental itu bukan jargon yang seperti masa-masa lalu yang perlu diteriak-teriakkan terus atau perlu diiklan-iklan terus.
“Saya kira bukan itu. Saya kira contoh lebih baik daripada kita berteriak. Memberikan contoh akan lebih baik daripada kita berteriak. Bagaimana bekerja yang baik, bagaimana integritas yang baik, bagaimana nilai etos kerja yang baik saya kira itu yang nanti ke depan akan kita gerakan,” tutur Presiden Jokowi.
Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi menyampaikan kesediaannya untuk bertemu dengan para budayawan secara rutin setiap 3-4 bulan sekali.
Silaturahmi dengan budayawan itu dihadiri oleh Radhar Panca Dahana, Butet Kertaradjasa, Muhammad Sobary, Putu Wijaya, Nasirun, Lesik Keti Ara, Olga Lidya, dan Olivia Zalianty.
Sementara Presiden Jokowi didampingi oleh Mendikbud Muhadjir Effendi, Mensesneg Pratikno, Kepala Bekraf Triawan Munaf, Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki dan Staf Khusus Presiden Sunardi Rinakit.
Sumber : http://setkab.go.id/presiden-jokowi-revolusi-mental-bukan-jargon/
No comments:
Post a Comment